Manajer Tim Ducati Davide Tardozzi menegaskan apa yang terjadi pada seri perdana MotoGP 2022 bukan kesalahan Jack Miller dan Francesco Bagnaia.
Sirkuit Internasional Lusail biasanya menjadi tempat yang menyenangkan bagi Ducati karena dibutuhkan tenaga besar untuk melahap trek sepanjang 5,380 kilometer.
Namun, akhir pekan lalu, tim pabrikan Ducati harus berjuang keras untuk tampil cepat dan bersaing dengan pabrikan lainnya dalam Grand Prix (GP) Qatar di sirkuit tersebut.
Bahkan, pembalap Ducati membutuhkan waktu lama untuk mengalahkan rider Yamaha yang paling lemah di Sirkuit Internasional Lusail.
Perubahan mesin di momen terakhir menjadi salah satu kesalahan yang dilakukan Ducati, karena pembalap mereka harus kembali mencari setelan terbaik.
Davide Tardozzi menegaskan bahwa kegagalan tim pabrikan meraih poin di MotoGP Qatar bukan kesalahan pembalap, melainkan Ducati dan tak ingin itu terulang.
“Apa yang terjadi di Qatar tidak dapat diterima dan itu merupakan sesuatu yang harus kami perbaiki,” kata Tardozzi seperti dilansir GPOne.
“Kami sepenuhnya memahami dan mengkritik diri sendiri, sejak kami melakukan kesalahan dan itu tak boleh terjadi untuk kedua kalinya.
“Ini sepenuhnya kesalahan kami, bukan Bagnaia. Kami 100% percaya kepada dia, karena kami menganggap sebagai team man yang hebat sekaligus pembalap yang cepat.
“Jika kami membuatnya berkonsentrasi dan memberikannya motor yang tak bermasalah, saya yakin dia akan berjuang dengan kinerja terbaiknya di setiap balapan.”
Meski Ducati membuat kesalahan, Francesco Bagnaia merasa tak tertinggal terlalu jauh dari pabrikan lain dalam hal performa.
Menurutnya, pabrikan Borgo Panigale dapat memperbaikinya pada balapan berikutnya, Grand Prix of Indonesia, di Mandalika karena memiliki feeling yang baik di sana saat tes pramusim.
“Saya berbicara dengan Ducati dan Gigi (Dall’Igna) tentang bagaimana pendekatan kami untuk balapan,” ujar Bagnaia.
“Jujur, setelah balapan ini saya tidak ingin menyentuh apa pun pada motor. Jelas, saya sedih dengan apa yang terjadi di balapan.
“Saya bangun dengan kekhawatiran kami tidak dapat memperjuangkan kemenangan, tetapi kami tidak berpikir kami terlalu jauh.”
Ducati diselamatkan oleh Enea Bastianini yang meraih kemenangan menggunakan Desmosedici GP21. Francesco Bagnaia mengatakan pembalap Gresini Racing itu mendapat keuntungan karena tak perlu menyetel ulang motor.
“Enea sangat bagus, dia memiliki motor yang sangat cepat dan kami mengetahuinya, meski saya kira motor baru Ducati lebih baik,” ucapnya.
“Dia tidak perlu melakukan apa pun pada motor, dan dia juga start dari tempat yang bagus, sementara kami harus bekerja lebih keras.”