Perjuangan Schrotter Balapan dengan Cedera Bikin Bos Intact GP Kagum

Penampilan Marcel Schrotter dalam Moto2 Qatar, Minggu (6/3/2022), di Sirkuit Lusail, membuat manajer tim Liqui Moly Intact GP, Jurgen Lingg, berdecak kagum. Ia mampu finis 10 besar padahal masih cedera.
Oleh: Sebastian Fränzschky Diterjemahkan oleh: Xaveria Yunita , Editor 8 Mar 2022 08.45

Schrotter membuka balapan di urutan ke-10, terpaut 18,908 detik dari pemenang lomba Celestino Vietti.

Ia mengalami kesulitan ketika melintasi tikungan perdana. Alhasil, pembalap Jerman tersebut pun tertahan di belakang beberapa rival. Saat bangkit, Schrotter sudah tidak bisa memangkas waktu lebih banyak.

“Saya sangat gembira dengan posisi kesepuluh ini. Tujuan kami bertarung untuk posisi 10 besar dan kami mampu melakukannya,” ucap pembalap 29 tahun itu.

“Mengingat keadaan terkait cedera, kami bisa puas. Di sisi lain, saya lihat hasil ini dengan mata berkaca-kaca karena para pembalap di depan saya tidak terlalu jauh.

Berita Terkait :  Apakah juara BSB terpilih, Bradley Ray, sedang bersiap untuk World 2023...

“Sungguh disayangkan, setelah start bagus, tikungan pertama jauh dari optimal karena pilihan jalur saya bukan yang paling memerlukan skill atau ada beberapa orang di depan saya yang sulit disalip.

“Setelah itu, saya tertahan selama dua lap dan kehilangan satu atau dua posisi. Sungguh disesalkan setelah saya start bagus. Namun, sejalannya waktu, saya melewati pembalap lain, celah terbuka dengan grup di depan saya.”

Schrotter berusaha keras untuk fokus pada balapan meski merasa nyeri hebat di tangan kiri. Ia pun mencari cara untuk memindahkan beban di kanan.

Berita Terkait :  Dani Pedrosa Bakal Comeback sebagai Wildcard di MotoGP San Marino

“Saya mencoba memberikan segalanya. Awalnya, saya tidak mau mengebut dan ternyata lebih lambat 0,2 detik tidak membuat rasa sakit berkurang. Saya lantas mengebut sekencang mungkin, tapi saya tidak kemana-mana,” ia menerangkan.

“Bagaimana pun, sungguh bagus kalau saya dapat membuat gap dengan pembalap di belakang saya hingga Jake Dixon mengejar, dengan pukulan besar di akhir. Pada lap pamungkas, saya hanya mencoba untuk tidak menerobos dan tetap konsisten.

“Saya berupaya untuk tetap fokus. Karena tangan kiri, saya mesti banyak mengimbangi dengan sisi kanan. Itu sangat menuntut fisik, itu sebabnya saya secara bertahap merasa sakit di bahu sehingga kekuatan saya sedikit menurun.

“Sedikit kesalahan kecil juga terjadi selama fase ini, jadi saya menjaga agar tetap tenang. Saya ingin mencoba berkendara secara bersih hingga finis. Itu adalah kunci untuk lewati garis finis P10.”

Berita Terkait :  Tim pemenang 12 Jam Bathurst 2018 akan kembali pada tahun 2023

Lingg tidak kecewa dengan pencapaian Schrotter. Apalagi ia menyaksikan daya juang pembalap yang hampir satu dekade berkarier di Moto2 itu.

“Saya sangat gembira dengan performa Marcel. Setelah tes musim semi yang bagus, sungguh disayangkan dia mengalami cedera pada akhir musim. Itu butuh operasi. Tentu tak mudah baginya akhir pekan ini, namun dia bertarung dengan berani dan diganjar posisi ke-10,” ia mengungkapkan.

“Lebih dari yang pantas didapatkannya. Seluruh skuad melakukan pekerjaan dengan baik. Setelah crash, kami bisa lebih dari puas.”

Related posts