Ana Ezpeleta: Ubah Talenta Muda Jadi Pembalap MotoGP

Sosoknya terbilang jarang disorot kamera, tetapi Ana Ezpeleta menyandang jabatan tertinggi di paddock MotoGP, yakni Direktur Dorna Talent Promotion.
Oleh: Scherazade Mulia Saraswati , Editor 8 Mar 2022 08.01

Dorna Talent Promotion adalah departemen yang mengubah talenta muda menjadi pembalap profesional MotoGP. Asia Talent Cup (ATC), Northern Talent Cup (NTC), British Talent Cuo (BTC), hingga Red Bull Rookies Cup merupakan kejuaraan di bawah divisi ini.

Lantas, bagaimana awalnya sampai Ana Ezpeleta bisa terlibat penuh serta kemudian mengomandoi Dorna Talent Promotion, yang berkomitmen kuat untuk pengembangan pembalap muda di seluruh dunia?

Lahir di Madrid, Spanyol pada 1985, Ana kecil mulai bersentuhan dengan dunia balap saat diajak ayahnya, Carmelo Ezpeleta, ke proyek konstruksi di Circuit de Barcelona-Catalunya. Kala itu usianya baru menginjak dua tahun.

Ana langsung terpesona oleh kecepatan sepeda motor yang melaju kencang di sirkuit. Dari yang awalnya hanya sebagai penonton, beberapa tahun kemudian, dia memiliki peran utama dalam mendukung kejuaraan dunia MotoPP.

“Saya tidak bisa membayangkan dunia tanpa sepeda motor,” tutur Ana mengutip MotoGP.com.

Pada usia 16 tahun, Ana mulai bekerja di paddock MotoGP, menjadi bagian dari departemen yang mendesain VIP Village. Ini adalah program Corporate Hospitality resmi dan eksklusif dari kejuaraan Dunia MotoGP dan menawarkan layanan berkualitas.

Berita Terkait :  Veteran NASCAR Mengolok-olok Media Zaman Baru Setelah Kehancuran Twitter Elon Musk Baru-baru ini

“Saya masih sekolah, jadi saya hanya mengikuti Grand Prix saat musim panas dan setelah seharian di sirkuit saya kembali ke hotel dan mulai belajar,” ucapnya.

“Selama 10 tahun terakhir, saya telah mengunjungi banyak negara dan menjalin persahabatan dengan orang-orang yang hari ini saya anggap sebagai keluarga kedua saya.”

Setelah menyelesaikan studi di bidang ekonomi dan manajemen, Ana mengambil program desain. Wanita asal Spanyol itu lalu menimba ilmu serta bekerja di Milan, Italia sebagai desainer interior selama tiga tahun.

Namun, pada akhirnya, Ana menyadari bahwa dirinya merindukan deru mesin motor balap. Meski sesekali menyempatkan untuk menonton lomba, dia merasa ada yang kurang. Yaitu mendapati jauh dari sirkuit.

Ana kemudian memutuskan bergabung dengan Dorna Sports pada 2011. Permintaan dari sejumlah negara yang ingin membangun sirkuit membawanya terlibat dalam Promoters Manual.

“Tetapi tidak ada manual dengan petunjuk untuk membangun sirkuit dari awal,” ujarnya.

Dorna lalu menjadikan Ana sebagai rujukan bagi promotor yang ingin membangun sirkuit. “Pada 2013, saya mulai sebagai New Tracks Development Manager. Peran ini menggabungkan hasrat saya untuk menggambar dengan sepeda motor.”

Berita Terkait :  Terwujud, ternyata ini impian Valentino Rossi selama ini

Pekerjaan pertama Ana adalah menguji trek baru di Termas de Rio Hondo, sembari memboyong enam pembalap MotoGP. Tugasnya dijalankan dengan sangat baik, dan bahkan Argentina menjadi tuan rumah Grand Prix sejak 2014.

Dua tahun kemudian, yakni pada 2013, Ana bekerja sama dengan Alberto Puig mengerjakan protek yang berfokus terhadap pertumbuhan pembalap-pembalap muda. Lahirlah kejuaraan Asia Talent Cup (ATC).

“Dia adalah mentor saya, pengalamannya di lingkungan ini dan bakatnya untuk mengidentifikasi bakat para pembalap sangat luar biasa,” kata Ana mengomentari Puig.

Banyak menghabiskan waktu, serta bersinggungan dengan berbagai adat dan istiadat berbeda telah membuat Ana menjelma jadi penafsir nuansa budaya yang cermat. Di situlah ia menekankan adaptasi kejuaraan junior agar sesuai kebutuhan budaya dan kekhasan.

“Dalam beberapa tahun terakhir kami menyadari bahwa penting untuk membentuk format ini ke berbagai negara. Misalnya, di Italia dan Spanyol, kondisi cuaca dan kehadiran banyak idola nasional membuat anak-anak naik sepeda motor sejak usia 5 atau 6 tahun,” tuturnya.

“Namun, di negara-negara Eropa Utara atau Asia, umumnya mereka mulai mengendarai sepeda motor pada usia remaja.

Berita Terkait :  Pemilik Pramac Racing Kecewa Francesco Guidotti Tinggalkan Tim

“Kami kemudian membentuk FIM MiniGP World Series, sebuah proyek yang bertujuan untuk menstandardisasi persiapan semua pembalap muda yang ingin menjadi profesional.

“Saya tidak mengesampingkan format ini akan memudahkan masuk bahkan untuk gadis-gadis yang bercita-cita menjadi pembalap.”

Ana lalu mengatakan, memiliki ayah seperti Carmelo Ezpeleta dan saudara laki-laki Carlos (Managing Director MotoGP), memberikannya motivasi untuk menghadapi setiap tantangan baru.

“Saya bangga bekerja dengan mereka dan itu adalah sebuah hak istimewa. Ayah saya adalah ayah yang diinginkan semua orang, sumber inspirasi yang terus-menerus dari mana saya dan banyak orang lain selalu memiliki sesuatu untuk dipelajari,” ucapnya.

Pandemi Covid-19 sempat memaksa Dorna Sports dan kejuaraan dunia MotoGP beradaptasi dengan era new normal. Namun, seri pembuka GP Qatar telah berjalan sukses. Kini, bersiap menyambut putaran kedua GP Indonesia.

Ana mengatakan, keberadaan Pertamina Mandalika Circuit yang berlokasi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu merupakan kepuasan tersendiri.

“Jika sirkuit ini lahir, sebagian berkat kesuksesan Asia Talent Cup. Kami telah berkontribusi pada realisasi proyek ini dan saya yakin akan sangat menarik bagi saya untuk melihat para pembalap MotoGP bersaing di trek itu,” ucapnya.

Related posts