Utak-Atik Peluang Juara dan Lolos dari Degradasi Liga 1

Utak-Atik Peluang Juara dan Lolos dari Degradasi Liga 1

BabatPost.com – Lima tim teratas masih bisa saling jegal dan saling salip dalam enam laga tersisa untuk menjadi juara. Di zona bawah, selain Persiraja yang hari ini bisa terdegradasi, masih harus menunggu kapan komdis menjatuhkan sanksi kepada Persipura.

Read More

Atas bawah bergolak saat Liga 1 memasuki seri kelima hari ini.

“Lima tim teratas masih berpeluang. Tapi, saya rasa Bali United punya peluang juara paling besar,’’ kata pelatih Persebaya Surabaya Aji Santoso.

Aji mengaku berusaha realistis. Di posisi teratas, dengan enam laga sisa dan raihan poin yang terpisah tiga angka dari Persib Bandung di posisi kedua serta enam angka dari Persebaya, Bali United disebutnya berada di atas angin.

Tapi, kalau anginnya kencang sekali, Serdadu Tridatu –julukan Bali United– malah bisa tergelincir. Apalagi, jadwal sisa mereka tergolong berat. Masih harus menghadapi Persebaya, Persija Jakarta, Arema FC, dan Madura United yang berpotensi menyulitkan.

“Tak ada yang tidak mungkin di sepak bola,” ucap Aji.

Itu memang mantranya. Di sepak bola, never say never. Selain kekuatan calon lawan di laga sisa serta mental bertanding di tengah persaingan ketat, ketersediaan pemain di tengah ancaman Covid-19 bakal jadi penentu.

Berita Terkait :  Hasil dan Klasemen Liga 1 Hari ini 9 Agustus 2017, Persipura vs Bali United skor akhir 3-1

Karena itu juga, pelatih Bali United Stefano “Teco” Cugurra tak mau sesumbar. Dia hanya menyebut kemenangan 2-1 atas Persela setelah tertinggal dulu di laga terakhir (1/3) sebagai modal berharga. ’’Kami punya semangat, konsentrasi, dan kerja keras. Sebuah modal bagus buat kami untuk tetap berada di nomor satu,’’ ucap Teco kala itu.

Arema yang kalah beruntun dalam dua laga terakhir juga konfiden bisa segera balik ke jalur kemenangan sekaligus jalur juara. Itu akan mereka buktikan melawan Barito sore ini. ’’Kami ingin menang di laga ini dan akan melakukan semuanya untuk mendapatkan tiga poin,’’ ujar Eduardo Almeida, pelatih Arema.

Dari lima tim teratas, Bhayangkara FC punya jadwal paling ’’mudah’’. Tiga dari enam tim yang akan dihadapi The Guardian berada di zona merah: Persiraja Banda Aceh, Persela Lamongan, dan Persipura Jayapura. Meski begitu, kepastian juara Bhayangkara FC kelak masih bergantung hasil laga tim lain. ’’Kami harus fokus dengan tim kami sendiri,’’ tegas pelatih Bhayangkara FC Paul Munster.

Bagaimana dengan Persib Bandung? Di atas kertas, mereka paling berpeluang menyalip Bali United. Masalahnya, mereka harus saling jegal dengan dua tim yang masuk lima besar: Persebaya dan Arema FC. Tapi, seperti juga Bali United, kemenangan 2-0 atas rival abadi mereka, Persija, di laga terakhir jadi penyulut api konfidensi.

Berita Terkait :  Gasak PSS Sleman, Arema FC Sendirian Puncaki Klasemen Sementara

’’Kemenangan (atas Persija) telah memberi kami kekuatan untuk bisa meraih tujuan. Sekarang hanya ada satu jalan, yaitu terus naik,’’ tegas Nick Kuipers, bek Persib.

Di papan bawah, hanya Persiraja Banda Aceh yang hampir pasti akan terdegradasi. Dengan 13 poin, 14 angka di belakang Barito Putera yang berada di posisi ke-15, kalau kalah oleh Persib hari ini dan Persipura menang atas Persikabo 1973, Laskar Rencong bakal resmi balik ke Liga 2.

GRAFIS: HERLAMBANG/JAWA POS

Bagaimana dengan Persipura yang berada di tempat ke-16 dengan 25 angka dan Persela Lamongan dengan lima poin lebih sedikit di posisi ke-17? Perjuangan Persela bakal berat. Tapi, setidaknya mereka terbantu dengan jadwal. Di enam laga sisa, empat di antaranya mereka akan berhadapan dengan tim-tim papan tengah yang di atas kertas bisa mereka imbangi.

’’Hasil buruk yang diraih tim memang berpengaruh ke mental pemain. Tapi, kami harus tetap menjaga semangat supaya bisa bangkit lagi,’’ ungkap pelatih karteker Persela Ragil Sudirman.

Berita Terkait :  Persebaran Omicron, Tak Ganggu Rencana Pertandingan dengan Penonton

Adapun Persipura tinggal bergantung pada apakah mereka akan kena sanksi komisi disiplin (komdis) atau tidak. Skuad Mutiara Hitam tidak hadir ke Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, untuk menjalani pertandingan tunda melawan Madura United (21/2) dengan alasan banyak pemain mereka yang terkena Covid-19. Padahal, berdasar hasil tes PCR yang dilakukan PT Liga Indonesia Baru selaku operator kompetisi, jumlah pemain Persipura yang negatif Covid-19 masih memadai untuk bertanding.

Sampai kemarin, Komdis PSSI belum merilis sanksi apa yang bakal dijatuhkan kepada Mutiara Hitam. Pertanyaan yang dikirim Jawa Pos kepada Ketua Komdis PSSI Erwin Tobing melalui WhatsApp tidak direspons. Telepon juga tidak dijawab.

Namun, pada 22 Februari atau sehari setelah insiden walkover, Erwin sempat bersedia dimintai tanggapan mengenai potensi hukuman bagi Mutiara Hitam. ”Ancaman sanksinya ada pada pasal 58 Kode Disiplin PSSI 2018,” ucapnya melalui sambungan telepon.

Jika mengacu regulasi tersebut, Mutiara Hitam akan dinyatakan kalah 0-3 oleh Madura United. Selain itu, pengoleksi gelar terbanyak di era Liga Indonesia tersebut akan dikurangi 9 poin dan didenda Rp 1 miliar. Masalahnya, beranikah komdis menjatuhkan sanksi seberat itu?

Related posts