Ini Salah Satu Alasan Livio Suppo Terima Pinangan Suzuki

Rabu (23/2/2022) lalu, Livio Suppo resmi menjadi Manajer Tim Suzuki Ecstar mulai MotoGP 2022. Selain siap menerima tantangan, ia diyakini juga memiliki motivasi tersendiri.
Oleh: Tri Cahyo Nugroho , Editor 26 Feb 2022 19.14

Di bawah kepemimpinan Davide Brivio, Suzuki Ecstar berhasil merebut gelar juara dunia pembalap di MotoGP 2020 lewat Joan Mir dan kampiun kategoori tim. Namun setelah Brivio pergi ke Alpine F1 pada akhir 2020, Suzuki terlihat sangat kesulitan karena tidak adanya pemimpin tim.

Setelah penantian panjang, Shinichi Sahara selaku Project Leader Suzuki MotoGP akhirnya mengumumkan bila Livio Suppo akan mengisi posisi manajer tim yang ditinggalkan Brivio.  

Livio Suppo bukan nama asing di MotoGP. Ia menjadi Project Leader Ducati di MotoGP dan berkarier di tim pabrikan asal Italia itu selama 11 musim.

Torehan fenomenalnya adalah membawa Casey Stoner menjadi juara dunia MotoGP 2007 bersama Ducati. Sampai saat ini, itu masih menjadi satu-satunya gelar pembalap yang mampu direbut Ducati sejak turun di MotoGP mulai 2003.

Berita Terkait :  Kalender Sementara & Daftar Rookies MotoGP 2023

Pada 2010, Suppo bergabung ke Tim Repsol Honda sebagai direktur marketing untuk kemudian menjadi prinsipal tim mulai 2013. Saat pindah ke Honda, Suppo juga mengajak Stoner yang lantas kembali menjadi juara dunia pada 2011.

Setelah Stoner memutuskan mundur dari MotoGP pada akhir 2012, tangan dingin Suppo kembali terlihat lewat empat gelar juara dunia pembalap torehan Marc Marquez (2013, 2014, 2016, 2017).

Suppo kemudian memutuskan mundur dari Honda pada akhir 2017. Posisinya di Repsol Honda digantikan oleh Alberto Puig hingga saat ini.

“Suppo salah satu manajer tersukses di MotoGP dan tidak ada yang bisa menyangkal itu,” ujar Chicho Lorenzo, ayah dari juara dunia MotoGP tiga kali Jorge Lorenzo, dalam saluran YouTube bertajuk ‘Motogepeando’ bersama Manuel Pecino.

Dalam topik yang membicarakan kembalinya Suppo ke MotoGP setelah empat tahun pergi, tersebut Lorenzo mengungkapkan pentingnya peran manajer di sebuah tim MotoGP. Hal itu bisa dilihat pada kasus Suzuki.

Pembalap Suzuki Alex Rins mengaku kehilangan sosok yang bisa diajaknya bicara di paddock, yang menunjukkan bila Brivio dahulu bukan hanya penting dalam memanajemen tim.

Berita Terkait :  Penolakan terhadap Aprilia Jadi 'Bahan Bakar' Aleix Espargaro

“Seperti kehilangan figur confessor (pastor pendengar dan penasihat saat jemaat melakukan pengakuan dosa), karena Rins bilang seseorang yang bisa diajak bicara,” kata Lorenzo.

“Ketika ingin berkeluh kesah saat sedih, ingin mencari masukan, pasti Anda mencari orang yang bisa dipercaya. Davide Brivio selama ini bertugas sangat baik sebagai figur ayah, confessor, dan sahabat sekaligus.”

Saat Suppo meninggalkan MotoGP, kabar yang santer yang beredar saat itu menyebut pria Italia itu sebetulnya dipecat.

“Melihat reputasinya, jika kabar itu benar, ia jelas sangat kecewa. Itu salah satu yang membuatnya kembali dan membuktikan yang mereka lakukan adalah salah,” kata Lorenzo.

“Suppo adalah tipe orang yang ingin selalu ingin menjadi protagonis karena dengan kemampuannya yakin mampu membuat semua orang senang.”

Lorenzo pun memberikan sekilas perbedaan di antara Davide Brivio dan Livio Suppo. Brivio memiliki hubungan yang sangat baik di antara penghuni paddock Suzuki. Ia tidak hanya memperhatikan detail namun juga tidak pernah membeda-bedakan orang.

Berita Terkait :  Marc Marquez Sempat Pertimbangkan Pensiun Tahun Ini

“Salah satu hal sangat detail dalam balapan, saat Anda melakukan perjalanan, adalah makanan. Makanan ini sangat penting. Jika Anda ingin para staf senang, mampu perform ketika bekerja, bahkan bagi pembalap pun juga sangat berpengaruh,” ucapnya.

“Davide sungguh-sungguh memperhatikan hal seperti makanan ini. Mungkin ia tahu jika setiap keinginan dan target itu tidak bisa lepas dari urusan perut.”

Di sisi lain, Livio Suppo tipe manajer yang lebih suka meraih target tanpa harus bekerja berat. Di Suzuki, Suppo kemungkinan akan merombak tim, khususnya yang terkait dengan Joan Mir.

Seperti diketahui, sebelum Suppo datang, Mir sepertinya mulai tidak betah di Suzuki. Pabrikan asal Hamamatsu itu sejatinya ingin mempertahankan Mir dan juga Rins. Bila kehilangan Mir, otomatis Suppo dan Suzuki akan mulai fokus mencari pembalap muda.

“Dengan kategori yang sama sekali tidak dilirik orang tetapi bagi Suppo itu justru seperti berlian yang masih kasar,” kata Lorenzo.

 

 

Related posts