Arema Kalah, SSB Milik Aji Santoso Diteror, Ini Respons Singo Edan

Arema Kalah, SSB Milik Aji Santoso Diteror, Ini Respons Singo Edan

BabatPost.com – Manajemen Arema FC mengambil langkah untuk bertanggung jawab atas insiden teror dan aksi vandalisme yang dilakukan oleh sejumlah oknum suporter terhadap SSB milik Aji Santoso yakni International Football School (ASIFA) di Malang, Jawa Timur. Media Officer Arema FC Sudarmaji di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (24/2) mengatakan bahwa akibat insiden yang terjadi di ASIFA tersebut, pihak manajemen Singo Edan langsung melakukan komunikasi dengan pelatih Persebaya Surabaya Aji Santoso termasuk manajer klub.

“Manajer ad interim Arema FC Ali Rifky langsung berkomunasi dengan coach Aji dan manajer untuk meminta maaf atas reaksi oknum fans yang berlebihan,” kata Sudarmaji.

Read More

Sebagai informasi, Arema FC harus menelan kekalahan dari Persebaya Surabaya dengan skor 0-1 dalam laga lanjutan Liga 1 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali pada Rabu (23/2) malam. Gol tunggal Samsul Arif pada menit ke-79 membungkam skuad Singo Edan.

Akibat kekalahan tersebut, sejumlah oknum suporter Arema FC yang ada di Kota Malang, mendatangi ASIFA pada Kamis (24/2) dini hari kurang lebih pukul 02.00 WIB, dan diduga melakukan perusakan pada sejumlah aset milik sekolah sepak bola tersebut.

“Manajer ad interim juga langsung bertindak cepat dengan melakukan perbaikan mobil milik ASIFA,” katanya.

Sudarmaji menjelaskan, pihaknya sangat memahami reaksi suporter yang merasa kecewa atas hasil yang diraih skuad Singo Edan saat berhadapan dengan Persebaya Surabaya. Namun, ia menegaskan bahwa aksi yang merugikan tersebut seharusnya tidak dilakukan.

“Kami memahami bahwa kekalahan dalam sepak bola pasti memicu kekecewaan, namun bagaimana kekecewaan itu dituangkan dan diaktualisasikan ke perilaku positif bukan negatif apalagi sampai destruktif,” ujarnya.

Ia menambahkan, reaksi berlebihan dari para suporter diharapkan tidak terulang lagi mengingat rivalitas dalam sepak bola hanya berjalan selama 90 menit. Para suporter juga diharapkan bisa terus berkampanye bahwa rivalitas hanya 90 menit dengan kualitas taktik dan strategi permainan.

“Rivalitas tanpa merusak dan tidak merugikan orang lain harus selalu dikampanyekan. Rivalitas hanya 90 menit dengan kualitas taktik dan strategi. Kalah, menang, seri itu hasil yang biasa terjadi dalam sepak bola,” ujarnya.

Ia berharap bahwa insiden ini merupakan yang terakhir dan terus mengajak seluruh suporter Arema FC untuk menjaga kondusifitas di wilayah Malang Raya. Jika insiden kembali berulang, maka pihak klub juga akan dirugikan akibat ulah oknum suporter yang tidak bertanggung jawab.

“Kami optimistis Aremania selalu akan menjaga kondisi kotanya dengan baik. Termasuk menjaga Arema FC tetap ada dan berprestasi,” kata Sudarmaji.

Related posts