MGPA Yakin Sirkuit Mandalika Lolos Homologasi MotoGP

Berbagai catatan dari Dorna Sports dan Federasi Motor Internasional (FIM) langsung ditindaklanjuti oleh Indonesian Tourism Development Corporation (ITDC) selaku pemilik Sirkuit Mandalika demi bisa lolos homologasi dan dapat lisensi grade A sehingga bisa menggelar MotoGP Indonesia 2022.
Oleh: Xaveria Yunita , Editor 16 Feb 2022 12.42

Selama tes pramusim MotoGP 2022 akhir pekan lalu, seluruh mata pecinta olahraga tersebut tertuju ke Mandalika. Puja dan puji soal pemandangan indah terdengar dari mulut para pembalap.

Namun, komentar negatif mencuat ketika menjajal trek pada Jumat (11/2/2022) pagi. Para pembalap terganggu dengan lintasan yang kotor dan retakan aspal di beberapa bagian sehingga tes dihentikan sejenak untuk pembersihan.

Keluhan masih berlanjut ketika ada rider yang terjatuh di area run-off, batu kerikil terasa tajam dan menyakitkan.

Dorna Sports dan FIM pun mengirimkan hasil evaluasi dan apa saja yang perlu diperbaiki. Direktur Utama ITDC, Abdulbar M Mansoer, menjelaskan poin yang perlu diperbaiki.

Berita Terkait :  Petronas Yamaha Bakal Bersabar Tentukan Susunan Pebalap Untuk Musim 2022

“Senin kemarin kami mendapat masukan resmi dari FIM dan Dorna, ada beberapa poin. Terkait sirkuit,  pertama, meningkatkan kebersihan. Perlu diinformasikan, kami sedang dalam pembangunan besar-besaran, VIP Village, grand stand dan Kementrian PUPR sedang membangun jalan by pass BIL-Mandalika. Itu berkontribusi pada debu yang masuk dan karena turun hujan Kamis malam, maka kami harus membersihkan keesokan hari,” ujarnya dalam konferensi pers pasca tes pramusim MotoGP 2022.

“Kedua tentang trek, yakni kualitas debu, aspal dan agregat. Kami mendapat masukan harus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan berdasarkan tes. Kami selaku pemilik sirkuit, bekerja sama dengan PT PP (Persero) selaku kontraktor serta PT Roadgrip Motorsport Indonesia, sebagai konsultan Dorna, berkomitmen melakukan apa pun untuk menyempurnakan sirkuit tepat waktu, sesuatu standar keselamatan dan persyaratan.”

Sebelum proses perbaikan yang rencananya dimulai pekan depan, ITDC membuat grup komunikasi yang melibatkan perwakilan Mandalika Grand Prix Association (MGPA) selaku promotor, PT PP (Persero), FIM dan Dorna.

Berita Terkait :  GP San Marino, Pedrosa harapkan mampu lakukan start dengan baik

Langkah ini diambil agar mereka bisa terus berkoordinasi dan memudahkan dalam homologasi.

Homologasi merupakan satu tahapan sangat penting agar sebuah sirkuit dapat izin menggelar balapan. Ada beberapa bagian yang diperiksa, seperti kondisi aspal, area run-off, bangunan pit, fasilitas kesehatan serta pagar pembatas.

Menurut FIM Standards for Circuits, untuk menggelar MotoGP dibutuhkan lisensi grade A. Mandalika sendiri telah mengantongi lisensi grade B sehingga bisa menyelenggarakan World Superbike (WSBK) dan World Supersport (WSSP) 2021.

“Untuk homologasi untuk jadi tuan rumah WSBK, daftarnya sudah dijalankan kemarin dan diperiksa FIM, didampingi Dorna, IMI, serta wakil MGPA. Saran dan keharusan ini adalah hasil pemeriksaan bersama dalam rangka homologasi, peningkatan dari grade B ke A, agar bisa dipakai jadi trek balap MotoGP,” Direktur Utama MGPA, Priandhi Satria, menjelaskan.

“Untuk perbaikan trek ini, kami buatkan satu grup yang terdiri dari wakil ITDC, MGPA, PTPP, FIM dan Dorna. Dengan sendirinya membuat sirkuit lulus homologasi sehingga bisa dipakai jadi tuan rumah MotoGP.

Berita Terkait :  Dokter bedah Marquez menjelaskan keputusan untuk mencegahnya balapan di MotoGP GP Spanyol

“Setiap hari, mereka memantau diskusi di grup, tentang bahan yang akan dipakai, metode yang akan diterapkan. Tim dari Dorna sendiri langsung bertanya dengan pihak PT PP dalam grup jadi mereka sangat sadar dengan apa dan bagaimana yang dilakukan, serta hasilnya, mungkin sudah tahu ekspektasinya.”

Direktur Utama PT PP (Persero), Novel Arsyad, mengungkapkan optimistis trek tersebut bisa lolos homologasi.

“Mestinya dengan perbaikan yang kita lakukan, di mana lebih dari diminta, mestinya itu memberikan satu nilai lebih. Kalau bicara soal homologasi, harusnya itu sudah masuk standar,” ia menegaskan.

“Dalam grup komunikasi, walau ada sebagian yang di luar negeri, tetap jalan terus. Bahkan, sekarang memeriksa material-material tidak hanya tergantung di sini, tapi yang dari luar juga kami ajak video conference untuk mempercepat memastikan materialnya sehingga pelaksaan lebih cepat.”

Related posts