Pembalap WithU Yamaha RNF MotoGP Team Andrea Dovizioso mengaku terkesan sekaligus penasaran bagaimana Fabio Quartararo dapat mengubah arah dengan cepat.
Oleh: Muhamad Fadli Ramadan , Reporter 14 Feb 2022 09.00
Dovizioso hanya berada di P19 waktu kombinasi selama tiga hari tes pramusim MotoGP 2022 di Pertamina Mandalika Circuit, Lombok, Indonesia. Pada tes yang berakhir Minggu (13/2/2022) lalu itu, Dovi hanya lebih baik daripada lima pembalap debutan (rookie).
Meskipun mengaku mulai memahami apa yang perlu dilakukan pada Yamaha YZR-M1 setelah menyelesaikan tes di Mandalika, namun pembalap asal Italia itu merasa masih banyak area yang perlu ditingkatkan untuk membuatnya melaju lebih cepat.
Pasalnya, Andrea Dovizioso masih melihat Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP) sebagai patokannya dalam mengendarai Yamaha YZR-M1.
Pembalap asal Prancis itu dinilai paling memahami karakter dan handling Yamaha YZR-M1 sehingga membuatnya jauh lebih unggul dibandingkan dengan pembalap Yamaha lainnya.
Bagaimanapun, Andrea Dovizioso sudah mempelajari banyak hal sepanjang tes pramusim dan menjajal setelan berbeda, serta melakukan simulasi balapan sebagai persiapan menghadapi seri pertama di Qatar.
“Pada hari terakhir sedikit lebih baik dalam hal waktu lap. Saya juga merasa lebih nyaman di atas motor,” kata Dovizioso seperti dilansir GPOne.
“Saya tidak terlalu senang dengan kecepatan balap kami, tapi sangat penting melakukan long run, di mana akan selalu ada banyak hal yang bisa dianalisis.
“Senang rasanya bisa membandingkan long run saya dengan Fabio, menggunakan ban yang sama. Awalnya sangat cepat, jadi itu penting bagi saya untuk melanjutkan adaptasi di Qatar.
“Secara keseluruhan, ini belum cukup. Tapi kami telah alami peningkatan dalam tiga hari ini dan saya senang dengan hasilnya.”
Yamaha YZR-M1 selama ini dikenal sebagai motor yang paling mudah dikendarai di grid MotoGP karena karakter aliran tenaganya yang halus.
Tapi, masalah elektronik yang dialami pabrikan Jepang itu selama bertahun-tahun membuat motor menjadi rumit untuk dikendalikan. Ban belakang yang tak memiliki daya cengkeram bagus selalu menjadi masalah utama tim berlogo tiga garpu tala itu.
“Jika Anda hanya ingin mengendarainya, itu mudah, tapi untuk melaju cepat itu hal yang berbeda,” ujar Dovizioso, runner-up MotoGP 2017, 2018, dan 2019.
“Saya belum sepenuhnya senang. Kami melakukan banyak setelan berbeda dan mencoba fairing berbeda. Itu pekerjaan yang bagus, tapi kami masih harus berkembang.
“Ada titik di mana saya lebih baik daripada Fabio, tapi saya tertinggal jauh di area lain. Area mana yang membuat Fabio berbeda? Dalam hal perubahan arah Fabio benar-benar gila.
“Dia sangat responsif. Dia menambah kecepatan sebelum berubah arah dan mempersiapkan motor dengan sangat baik untuk keluar tikungan.
“Di Malaysia saya sangat kesulitan, dan di sini (Mandalika) semua tentang perubahan arah. Di melakukan itu dengan teknik dan posisi yang sangat bagus.”
Andea Dovizioso meninggalkan Mandalika dengan perasaan senang karena bisa melakukan salah satu kekuatannya yakni pada pengereman keras.
“Kami sangat produktif di sini dibandingkan dengan di Malaysia. Kami mencoba beberapa material baru. Sekarang saya juga bisa melakukan pengereman keras, yang mana jadi salah satu kekuatan saya,” ucap pemenang 24 Grand Prix (15 di kelas MotoGP, 4 250cc, 5 125cc) tersebut.
“Saya juga melihat banyak pembalap yang kompetitif. Jadi, saya sangat senang dengan posisi saya berada saat ini.”