Mengeksplorasi objek wisata di Kabupaten Mojokerto seperti tak ada habisnya. Bukan hanya di kawasan segitiga emas, melainkan juga di luar wilayah tersebut. Wisata Desa Bumi Mulyo Jati (BMJ) Mojopahit adalah salah satunya.
—
MOJOKERTO memiliki kawasan segitiga emas pariwisata. Yakni, Kecamatan Pacet, Trawas, dan Trowulan. Kawasan itulah yang membuat kabupaten tersebut menjadi salah satu andalan Jatim di sektor pariwisata.
Namun, ada sejumlah objek wisata di luar kawasan segitiga emas yang juga recommended. Di antaranya, Desa Randugenengan, Kecamatan Dlanggu. Di sana ada satu destinasi yang mampu menyedot animo wisatawan untuk datang. Wisata Desa Bumi Mulyo Jati (BMJ) Mojopahit namanya.
Sesuai dengan namanya, objek wisata yang terletak di tengah perkampungan tersebut menawarkan ragam sajian bernuansa pedesaan. Traveler yang datang ke sana bakal merasakan aneka sensasi sejak awal hingga akhir perjalanan.
Saat tiba, di sepanjang perjalanan pengunjung langsung dimanjakan dengan pemandangan hamparan persawahan dan sambutan ramah dari penduduk desa. Sangat cocok bagi wisatawan yang ingin menghilangkan bosan akan hiruk pikuknya suasana perkotaan.
’’Kami ingin mengubah paradigma wisata bukan hanya di perkotaan. Maka, kami mendirikan sebuah wisata yang benar-benar di tengah-tengah desa,’’ terang Mulyono, pemilik Wisata Desa BMJ Mojopahit.
Sejak diresmikan 2002, Wisata Desa BMJ Mojopahit telah mengalami banyak perkembangan. Objek wisata terpadu itu kini telah dikemas dengan konsep wisata budaya di masa Majapahit.
Konsep tersebut, antara lain, diwujudkan dengan memberikan sentuhan infrastruktur yang identik dengan ornamen khas kerajaan yang pernah dipimpin Raden Wijaya.
Di samping itu, terdapat Arca Agung Mahapatih Gajah Mada yang menjadi ikon baru di gerbang masuk Wisata Desa BMJ Mojopahit. Dengan ketinggian mencapai 23 meter di atas permukaan tanah, patung Gajah Mada itu berhasil meraih penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri) pada 11 April tahun lalu. ’’Arca Agung ini sebagai pangiling (pengingat) dan edukasi anak agar cinta tanah air. Karena Mahapatih Gajah Mada adalah tokoh pemersatu Nusantara,’’ ulasnya.
Meski tidak berada di wilayah pegunungan, suasana di area wisata terasa sejuk dengan rindangnya pepohonan kakao dan jati yang nyaman untuk bersantai.
Di sana juga terdapat wahana air yang menawarkan kolam renang dewasa, remaja, hingga anak-anak yang lengkap dengan fasilitas permainannya.
Tak ketinggalan, pengunjung juga bisa menikmati perahu bebek sambil memberi makan ikan-ikan di dalam kolam. Objek wisata itu terasa makin lengkap dengan keberadaan wahana outbound.
Paket wisata tersebut menjadi sarana edukasi bagi pengunjung. Khususnya dari kalangan pelajar. ’’Anak-anak bisa belajar menanam padi dan jagung hingga ternak kambing dan sapi. Objek-objek itu kami kenalkan kepada wisatawan dalam bentuk outbound,’’ imbuh Mulyono.
Teranyar, pengelola juga menambahkan pilihan paket wisata sejarah dan religi yang baru digulirkan awal 2022 ini. Yakni, menempuh perjalanan untuk berkunjung ke situs-situs bersejarah di Bumi Majapahit. Para traveler akan diajak berkeliling ke Gapura Wringin Lawang, Candi Brahu, berdoa di Situs Siti Inggil, melakukan tabur bunga di Kolam Segaran, Situs Sumur Upas.
Perjalanan berlanjut ke Candi Brahu, Candi Tikus, dan terakhir Petirtaan Jolotundo. ’’Jadi, bukan hanya wisata desa yang ramai, melainkan secara umum di Kabupaten Mojokerto juga akan ramai dikunjungi wisatawan,’’ tandas Mulyono.
Jadi Wahana Edukasi Tanaman Kakao
SELAIN nuansa Kerajaan Majapahit, ada satu lagi ikon Wisata Desa BMJ Mojopahit yang cukup diminati para pengunjung. Yakni, wisata edukasi kakao. Sesuai namanya, wisatawan yang datang ke sana berkesempatan memetik pengetahuan tentang seluk-beluk tanaman kakao. Mulai pembibitan hingga proses pengolahan menjadi produk cokelat.
Owner Wisata Desa BMJ Mojopahit Mulyono menjelaskan, edukasi kakao memang menjadi satu kesatuan di objek wisata tersebut. Pengunjung bisa belajar secara utuh tentang kakao. ”Pengunjung akan dikenalkan bagaimana menanam pohon kakao, merawat, memanen, hingga mengolahnya menjadi aneka produk unggulan,” sambungnya.
Ya, di kawasan tersebut juga terdapat pabrik pengolahan kakao dengan kapasitas produksi mencapai 2 ton per hari. Bahkan, pabrik tersebut mampu menciptakan sedikitnya 80 varian produk. Tak sekadar dalam bentuk makanan, tapi juga aneka produk lainnya. ”Ada sabun herbal, minyak, hingga lilin aroma terapi,” sebut ketua Asosiasi Petani Kakao Jawa Timur (Jatim) itu. Seluruh bahan baku yang diolah di sentra produksi tersebut berasal dari kalangan petani lokal.
Produk makanan cokelat maupun hasil olahan kakao itu bisa dinikmati serta jadi buah tangan bagi wisatawan. Seluruhnya tersedia di Gerai Cokelat di Wisata Desa BMJ Mojapahit. ”Dengan dijadikan sebagai oleh-oleh khas Mojokerto, tentu akan membantu meningkatkan kesejahteraan bagi petani kakao,” pungkas Mulyono.
Di sisi lain, keberadaan destinasi wisata desa juga turut meningkatkan perekonomian warga sekitar. Kini, di kawasan tersebut juga terdapat deretan kegiatan usaha hingga parkir wisatawan yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) Randugenengan.
SEKILAS TENTANG WISATA DESA BUMI MULYO JATI MOJOPAHIT
Terletak di Desa Randugenengan, Kecamatan Dlanggu, Mojokerto.
Berjarak sekitar 10 kilometer dari pusat Kota Mojokerto.
SEJUMLAH WAHANA YANG DISEDIAKAN
Kolam renang untuk wisatawan berbagai umur.
Area bermain anak-anak dan remaja.
Area outbound dan training serta sejumlah wahana lain.
Wahana edukasi tanaman kakao.