Tak Diizinkan Keluarga, PSSI Klaim Dua Pemain Ini Tak Dinaturalisasi

Tak Diizinkan Keluarga, PSSI Klaim Dua Pemain Ini Tak Dinaturalisasi

BabatPost.com-Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali berjanji akan membantu untuk mempercepat proses naturalisasi dua pemain keturunan Indonesia Sandy Walsh dan Jordi Amat. Tujuannya agar Walsh dan Amat dapat segera memperkuat tim nasional.

“Karena ini mendesak, Insyaallah kami akan membantu untuk mempercepatnya,” ujar Menpora usai pertemuan dengan PSSI dan pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong di Gedung Kemenpora, Jakarta, Kamis (10/2) seperti dikutip dari Antara.

Read More

Meski demikian, Zainudin belum dapat memastikan kapan tahap naturalisasi itu rampung. Untuk dapat menjadi warga negara Indonesia, mereka mesti mendapatkan persetujuan dari Kementerian Hukum dan HAM hingga Presiden Republik Indonesia.

“Saya tidak bisa menyampaikan waktu tuntasnya kapan,” tutur Menpora.

PSSI sendiri menargetkan para pemain naturalisasi itu dapat membela timnas Indonesia pada kualifikasi Piala Asia 2023 dan Piala AFF 2022.

Di sisi lain, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengapresiasi bantuan Menpora agar proses naturalisasi bisa segera dituntaskan. “Kami mengapresiasi respons Menpora. Dengan proses yang dibantu Menpora, semoga mereka (Sandy Walsh dan Jordi Amat, Red) dapat segera bergabung dengan timnas kita,” tutur Iriawan.

Sandi Walsh, 26 tahun, merupakan pemain Belanda yang berposisi sebagai bek kanan. Sekarang dia memperkuat klub divisi teratas Liga Belgia KV Mechelen.

Lalu Jordi Amat adalah bek tengah asal Spanyol berumur 29 tahun. Dia membela klub divisi teratas Liga Belgia lainnya, KAS Eupen.

Sebelumnya, PSSI ingin menaturalisasi beberapa pemain berdarah Indonesia. Selain Walsh dan Amat, ada dua nama lain seperti Mees Hilgers (Belanda) serta Kevin Diks (Belanda).

Namun, dua nama terakhir itu kemungkinan tidak dinaturalisasi. Sebab, menurut Iriawan, mereka dianggap belum menunjukkan keseriusan menjadi WNI. “Yang dua lainnya, keluarga mereka tak mengizinkan. Kami pun tidak memaksa,” kata Iriawan.

Related posts