Pol Espargaro menaikkan level tantangan pada tahun keduanya bersama Repsol Honda. Pembalap Spanyol itu berharap bisa berebut titel juara dunia dengan Marc Marquez.
Oleh: Xaveria Yunita , Editor 9 Feb 2022 00.30
Espargaro diboyong dari KTM ke Honda musim lalu. Dalam kondisi ini, kesulitan mencetak prestasi tinggi bisa dipahami karena ia dalam proses adaptasi.
Di samping itu, pengembangan motor kurang sempurna dengan absennya Marquez hingga putaran kedua musim lalu. Espargaro baru mempersembahkan podium pada MotoGP Emilia Romagna.
Musim ini, tidak ada alasan lagi. RC213V 2022 mengalami perubahan besar-besaran berdasarkan masukan dari pembalap.
“Ini adalah tahun yang berbeda dari sebelumnya. Hadir dalam tim dengan pengalaman dan tahu segalanya sedikit penting untuk kepercayaan diri kami dan penguatan ikatan,” ia menuturukan.
“Tahun lalu, tidak bagus. Saya tidak merasa nyaman dengan motor dan hasilnya jelas, tapi di pertengahan tahun, kami menemukan setup yang membuat grip lebih lagi. Sayangnya, di Valencia, saya tidak bisa melaju.
“Saya merasa siap menang. Itu artinya sekarang kami mulai dari dasar tapi sensasi pada satu lap dan pace sangat bagus, terlepas dari fakta bahwa motornya baru. Kita lihat saja apakah kami kompetitif di Mandalika,” ujarnya saat presentasi Honda.
Mengonfirmasi ke arah mana pengembangan motor jadi agenda Honda dalam tes di Sirkuit Mandalika, Indonesia. Di Sepang, Espargaro dan Marquez telah menguji prototipe Honda dan mencatatkan waktu lumayan.
Race engineer Espargaro, Ramon Aurin, berharap motor baru lebih memberikan kenyamanan pada kliennya.
“Motor akan bergerak ke arah yang Pol inginkan. Pol butuh lebih banyak grip belakang, lebih stabil di belakang, tampaknya motor ini bekerja seperti itu,” ia menjelaskan.
“Bagi dia, prototipe sudah bekerja dengan baik dan saya harap seperti itu pula pada tes selanjutnya. Kami bisa mengonfirmasi bahwa kami berjalan ke arah yang tepat.
“Kami bisa lebih kompetitif terutama kalau kami lebih baik dalam kualifikasi. Tahun lalu, karena alasan tertentu juga karena motor, kami mengalami kesulitan mencapai posisi bagus dalam kualifikasi.
“Sejujurnya dengan para pembalap hebat di MotoGP, kalau Anda start dalam posisi kurang bagus di grid, sangat sulit bertarung untuk podium. Kemudian, saya kira dengan karakter motor dan komponen baru yang kami miliki dan akan kami miliki, kami bisa berada lebih depan dalam kualifikasi dan memulai balapan dengan bertarung untuk podium.”
Kesulitan menggunakan rem belakang diakui Espargaro membuatnya sangat menderita di tikungan. Ini menjadi pekerjaan rumah para mekanik.
Selain membantu tim mengembangkan motor, Espargaro punya target sangat besar yakni mengalahkan Marquez. Rekan setimnya belum 100 persen sehingga ini jadi kesempatan untuk mencuri kemenangan.
“Kami seharusnya bisa melakukannya, itu sebuah kewajiban dan alasan saya di sini. Tidak mudah melawan Marc dengan motor apa pun, dan dengan senjata yang sama, sedikit berkurang,” ucapnya.
“Saya datang ke Honda karena ingin menghadapi tantangan ini. Tahun lalu, itu tak mungkin, tapi motor tahun ini sangat berbeda, demikian pula persiapan saya. Marc akan bertarung untuk titel, saya ingin mencapai akhir dengan memenangi balapan dan berduel dengannya untuk juara.
“Kecundang pertama ketika Marc tidak 100 persen tahun lalu adalah saya. Saya tidak punya informasi bahwa dia adalah pembalap terkencang di pabrik, tapi tanpa referensi.
“Dia bertanggung jawab dalam pengembangan dan menandai batas motor sangat penting, tahu bahwa Anda dapat selalu memberi sedikit bantuan. Pertama-tama, Anda harus menang atas rekan setim, itu yang selalu dikatakan para pembalap.
“Dalam kasus saya sulit karena kolega saya adalah salah satu yang terbaik dalam sejarah MotoGP. Itu artinya, pekerjaan saya sangat berat daripada pembalap lain. Di sisi lain, ini memberikan motivasi kepada saya.”