Luca Marini Bisa Rasakan Desmosedici GP22 Punya Potensi Besar

Luca Marini menutup tes MotoGP Sepang dengan cukup positif: setelah menghabiskan hampir hari pertama di boks karena beberapa isu pada Desmosedici-nya, rider VR46 itu bangkit di hari kedua.
Oleh: Lorenza D’Adderio , Featured writer Diterjemahkan oleh: I Gede Ardy Estrada , Editor 8 Feb 2022 00.30

Musim 2022 bermula agak pahit bagi Luca Marini, yang dalam dua hari pengujian pramusim di Sirkuit Internasional Sepang terganggu sejumlah masalah dengan motor Ducati Desmosedici GP22 miliknya.

Pembalap Mooney VR46 Racing Team tersebut dipaksa lebih banyak menghabiskan waktu di garasi pada Sabtu (5/2/2022) dan baru benar-benar bisa memaksimalkan tes pada hari kedua, Minggu (6/2/2022).

Meski sempat mengalami kesulitan, Marini pada akhirnya bisa bernapas lega karena dirinya mampu mengumpulkan data penting selama pengujian hari kedua di Sepang sebelum lanjut tes di Mandalika.

Dalam tes hari kedua di Sepang, adik legenda MotoGP Valentino Rossi itu menempati urutan ke-11 time sheet dengan waktu lap 1 menit 58,430 detik, tertinggal 0,299 detik dari rider tercepat Enea Bastianini.

Ini membuat Marini menutup tes Sepang dengan senyuman walau sempat menemui hambatan. Kini, pemuda 24 tahun asal Italia tersebut siap menjalani pengujian berikutnya di Mandalika akhir pekan ini.

Perubahan dengan Desmosedici GP22

Mulai MotoGP 2022, Luca Marini mendapat motor anyar, Desmosedici GP22, seperti dua rider utama Ducati, Francesco Bagnaia dan Jack Miller serta duo Pramac Racing, Johann Zarco dan Jorge Martin.

Marini sudah mengendarai prototipe baru pabrikan Ducati selama tes Jerez pada November lalu, tetapi sekarang ia bisa mengumpulkan lebih banyak data dan membuat komparasi dengan spek sebelumnya.

“(Desmosedici) GP21 dan 22 sangat mirip, saya mencobanya di trek yang berbeda, jadi tidak mungkin untuk memahami dengan sempurna perbedaannya. Di Jerez ada banyak grip, sehingga motornya lebih mudah dikendarai. Dengan GP21 di sana sangat bagus,” ujarnya.

“Di Sepang dengan GP22, saya lebih kesulitan terutama dengan grip belakang dan pengereman. Tidak mudah untuk memperbaikinya, namun saya pikir pada akhirnya kami mampu melanjutkan di trek ini.

“Secara umum, yang paling berubah dibanding GP19 adalah bahwa GP21 dan GP22 lebih baik di semua area, di mana saya banyak menderita tahun lalu, misalnya ketika berbelok, grip saat keluar tikungan.

“Motor lebih mudah dihentikan, tetapi dari GP21 hingga GP22 saya belum bisa mengatakan banyak hal. Yang pasti, GP22 memiliki lebih banyak potensi dan itu benar-benar motor yang kuat. Saya pikir Ducati telah melakukan pekerjaan yang sangat baik,” ia menambahkan.

Hari Pertama Stuck, Hari Kedua Progres

Luca Marini mengakhiri hari pertama tes MotoGP Sepang di posisi ke-18, dengan gap 1,5 detik dari rider teratas, Aleix Espargaro (Aprilia Racing). Ia hanya turun ke trek pada sesi sore, setelah terjebak di garasi untuk memecahkan masalah pada motor Ducati.

“Hari pertama sangat berat, kami memiliki beberapa masalah pada kedua motor dan pada awal sesi tak mungkin untuk dikendarai. Saya tinggal lima atau enam jam di boks, mencoba mencari cara untuk mengatasi problem tersebut,” tutur Marini.

“Itu adalah hari yang menegangkan dari suduh pandang mental. Untungnya, dengan satu motor saya bisa berkendara selama dua jam hanya untuk memahami trek, karena saya pertama kali tampil dengan motor MotoGP (di Sepang).

“Hal seperti ini bisa terjadi pada hari pertama dengan motor baru, namun kami tidak memperkirakan akan mendapatkan masalah seperti yang kami alami atau butuh waktu lama untuk menyelesaikannya,” runner-up Moto2 2020 itu menambahkan.

Situasi berubah untuk Marini pada hari kedua, di mana ia mampu menyelesaikan 37 lap. Di pengujung sesi, sang pembalap mengaku puas dengan solusi yang ditemukan tim dan ingin mengonfirmasi progres pada tes selanjutnya di Sirkuit Mandalika.

“Hari kedua sangat positif. Saya senang kami menyelesaikan semua masalah dan kedua motor perfek. Saya pikir kami bisa puas karena kami cepat sejak awal. Saya meningkatkan waktu putaran saya. Kami bekerja pada set-up, bisa mencoba beberapa hal,” ucapnya.

“Sayangnya, di sesi sore kami tidak bisa melakukan simulasi kualifikasi, tetapi itu dialami semua orang. Jadi kami tidak tahu potensi kami dalam kualifikasi. Saat ini, hal tersebut bukan yang utama. Saya senang telah menemukan feeling (dengan motor baru).

“Jelas kami masih harus bekerja, namun saya juga senang bisa mencoba (motor) sebentar di lintasan basah, sebab penting melakukan lap sebanyak mungikn dalam kondisi tersebut dengan motor baru, kata Marini lagi.  

 

Related posts