Di MotoGP, Ducati selama ini dikenal sebagai pabrikan terdepan untuk urusan tenaga dan aerodinamika motor. Apa saja yang baru untuk motor MotoGP 2022 mereka?
Oleh: Tri Cahyo Nugroho , Editor 4 Feb 2022 00.00
Performa motor lansiran Ducati dalam beberapa tahun terakhir di Kejuaraan Dunia MotoGP meningkat sangat pesat. Sejak penyeragaman unit kontrol elektronik (ECU) pada MotoGP 2019, perkembangan Bologna Bullets bisa dibilang yang terbaik di grid.
Kendati pandemi Covid-19 menghambat pengembangan dari sisi teknis selama dua tahun terakhir, para teknisi pabrikan di MotoGP terus berupaya menunjukkan kepada penggemar apa saja hasil inovasi mereka pada sepeda motor.
Selain mampu menciptakan mesin bertenaga fantastis, Ducati selama ini juga paling inovatif untuk urusan aerodinamika.
Menariknya, meskipun Desmosedici GP dikenal memiliki gaya tekan (downforce) terbaik, kecepatan mereka masih saja sulit ditandingi di lintasan lurus karena tenaga yang luar biasa besar.
Kini, perhatian publik akan tertuju inovasi apa lagi yang akan ditampilkan Ducati pada motor teranyar mereka untuk MotoGP 2022, Ducati Desmosedici GP22, yang akan dikenalkan pada Senin (7/2/2022) pekan depan?
Seperti biasa, Ducati diyakini akan menjadikan kecepatan sebagai permainan utama sekaligus filosofi mereka dalam mendesain motor-motor MotoGP-nya.
Luigi “Gigi” Dall’Igna selaku General Manager Ducati Corse (Divisi Balap Ducati Motor Holding S.p.A) pun memberikan penjelasan apa saja inovasi timnya untuk GP22, seperti dikutip Sky Sport Italia.
“Kami sudah melakukan banyak hal. Saya bisa katakan, (GP22) ini benar-benar mesin yang baru,” tutur pria yang bergabung dengan Ducati pada 2014 setelah sebelumnya memimpin Aprilia Racing tersebut.
“Tujuan utama adalah mendapatkan tenaga (horsepower/hp) yang lebih besar, sesuai filosofi kami, dengan tetap mempertahankan kemudahan pengendalian mesin lama karena kami sudah mencapai level bagus dari sisi ini.”
Dengan berat kosong motor (dry weight) hanya 157 kg, Ducati selama ini mengklaim tenaga Desmosedici GP21 hanya 250 hp lebih.
Namun, kabarnya Johann Zarco (Pramac Racing-Ducati) menyebut, rekor top speed yang dibuatnya di GP Qatar 2021 lalu (362,4 km/jam) bisa terjadi karena tenaga motornya mencapai 300 hp.
Ducati diyakini memang masih memiliki tenaga lebih pada mesin lama (di GP21) yang belum bisa mereka keluarkan karena batasan regulasi konsumsi bahan bakar serta pertimbangan downforce, yang bila dikurangi bakal memengaruhi pengendalian motor.
Pada November tahun lalu, Ducati dan seluruh pabrikan lain sudah melakukan tes resmi di Jerez, Spanyol. Akhir pekan ini (5-6 Februari), Ducati dan tim-tim lain akan menjalani tes pramusim pertama di Sepang, Malaysia.
Seperti Jerez, Sepang dinilai menjadi lokasi tes yang sangat baik karena menawarkan layout trek yang mampu menguji semua setelan mesin.
Pada tes-tes sebelumnya, publik sudah melihat seperti apa perkembangan dan inovasi Ducati pada peranti aerodinamika mereka. Dall’Igna pun mengaku senang akhirnya bisa kembali mendengar masukan (feedback) dari para pembalap, melalui tes ini.
“Kami terus berevolusi. Jika memungkinkan, kami akan mengembangkannya sedikit lagi. Para pembalap kami sudah cukup senang dengan apa yang kami lakukan pada tes di Jerez lalu,” kata Dall’Igna menyoal aspek aerodinamika paling terkini pada Desmosedici GP.
“Dari sudut pandang ini juga, saya sangat ingin mendengar dan melihat komentar para pembalap saat mereka mencoba motor definitif di Sepang nanti.”
Para pembalap tim pabrikan Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia dan Jack Miller, sepertinya sudah tidak sabar untuk menanti tes pramusim selama dua hari di Sepang yang akan dimulai pada Sabtu nanti.