Masih Menikmati Balapan, Jonathan Rea Ogah Pensiun

Jonathan Rea mengklaim pikiran untuk pensiun sangat menakutkan baginya. Namun, pembalap Kawasaki Racing WSBK itu memandang jalannya masih panjang untuk sampai ke sana.
Oleh: Xaveria Yunita , Editor 4 Feb 2022 00.56

Ada alasan dan target tertentu yang membuatnya belum mau gantung helm di usia 35 tahun. Rider Irlandia Utara itu masih menikmati balapan dan haus kemenangan.

Kehilangan kans mengoleksi juara dunia ketujuh beruntun tak membuat Rea kecil hati. Ia malah bertekad untuk memperbaiki kinerjanya lagi demi kembali ke puncak.

“Pada tingkat ini dalam karier, saya merasa motivasi masih sangat tinggi. Saya tidak perlu berkendara hingga batas…yang saya inginkan saat kanak-kanak adalah juara dunia dan saya mencapainya pada 2015,” ujarnya dikutip dari situs WSBK.

“Sekarang, saya termotivasi hanya ketika menang, menggeber motor hingga batas, mengalahkan rival, tapi saya juga mendapat kegembiraan dari perjalanan ke tempat-tempat baru dan bekerja keras dengan tim sebagai latar belakang.

Berita Terkait :  Aturan yang Perlu Diperhatikan Penonton WSBK Indonesia di Sirkuit Mandalika

“Itu yang saya inginkan, bagaimana saya melihat segala hal. Sebagai pebalap motor, itu tidak pernah terjadi tapi saya harus katakan perasaan seperti itu tidak ada sekarang. Itu tentang kemenangan, mencoba melakukan yang terbaik di Kawasaki dan menikmatinya.”

 “Ini adalah kejuaraan yang sibuk. Jika Anda tidak menikmatinya, maka itu akan jadi waktu yang tepat untuk pergi. Saya akan berada di grid pastinya.”

Rea mengaku sangat sedih melihat Chaz Davies hengkang dari WSBK. Ia tak bisa lagi melihat mantan musuh bebuyutannya itu di grid.

“Saya tidak tahu kapan itu akan berhenti…Ada perasaan aneh tahun ini ketika Chaz (Davies) pensiun. Dia selalu jadi musuh saya sepanjang karier,” ia menjelaskan.

Berita Terkait :  Toprak Razgatlioglu Tegaskan Tak Juara Dunia Sendirian

“Saya selalu ingin mendatanginya dan berkata, ‘Hey man, ini sesuatu yang menakutkan dari musim ke musim atau balapan demi balapan atau itu hanya tiba satu hari dan sudah itu saja karena saya tahu, waktu saya akan tiba, tapi saya ingin menuntaskan dengan cara saya.’”

Pembalap, yang pernah mencoba MotoGP bersama Honda pada 2012, itu sudah memperhitungkan lawan-lawannya. Toprak Razagtlioglu dapat bobot lebih besar dibanding lainnya.

“Apa Toprak jadi sasaran untuk dikalahkan? Kita lihat saja! Anda konyol jika bertaruh melawannya. Saya pikir dia memulai sebagai favorit. Itu sangat membantu persiapan dan promosi seputar dia dan masa depannya,” katanya.

Berita Terkait :  Mengenal Motor-motor World Supersport 2022

“Saya penasaran bagaimana performanya musim 2022. Di WSBK, Anda tidak pernah tahu. Setelah Toprak, ada banyak pembalap lain yang naik podium pada 2021. Banyak pembalap tak terduga dan banyak pemenang balapan. Itu luar biasa.”

Untuk musim depan, saya harap sama, dengan hadirnya rookie lebih berpengalaman, pabrikan belajar lagi, perubahan komposisi pembalap, seperti Alvaro Bautista ke Ducati, Scott Redding ke BMW, juga pemblapa MotoGP gabung Honda. Semua berubah!

“Dengan itu, Anda perlu memahami tempat setiap orang. Saya yakin setelah tiga atau empat putaran, kami akan paham evolusi kejuaraan. Tapi untuk saya, hanya fokus pada diri sendiri. Jika bisa seperti itu, maka akan mampu bertarung untuk podium dan berharap lebih lagi.”

Related posts