BabatPost.com-Pertandingan BRI Liga 1 kembali terpaksa ditunda. Setelah sebelumnya laga Persipura melawan Madura United, kali ini penundaan terjadi di laga PSM Makassar melawan Persib Bandung yang seharusnya digelar tadi malam di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar.
Direktur Operasional LIB Sudjarno menuturkan, pertandingan harus ditunda karena tidak memenuhi regulasi BRI Liga 1 pasal 52 ayat 7. Yakni, punya minimal 14 pemain yang siap bertanding. ’’Dari hasil tes PCR tadi pagi (kemarin, Red), skuad Persib tinggal 13 pemain,’’ ujarnya.
Untuk kapan digelar lagi, bakal ada perencanaan ke depan. Dia berharap tim-tim yang meminta penundaan karena banyak pemainnya terkena Covid-19 plus tidak memenuhi regulasi BRI Liga 1 bisa segera memanggil pemain mudanya. ’’Agar segera bergabung ke tim dan jadwal selanjutnya bisa bermain,’’ paparnya.
Meski ada penundaan pertandingan, Sudjarno optimistis Liga 1 selesai sesuai rencana akhir Maret mendatang. Sebab, sejauh ini sudah banyak pemain yang dinyatakan sembuh.
’’Tapi, kami akan terus berkoordinasi dengan klub ya. Karena situasinya dinamis dengan kondisi seperti saat ini,’’ tuturnya.
Soal jumlah yang dinyatakan sembuh, Satgas Prokes PSSI-LIB dr Alfan Nur Asyhar membenarkan sejauh ini ada 19 orang yang dinyatakan sembuh. Namun, dia belum bisa memerinci jumlah pemain dan ofisial dari data tersebut.
Begitu pula jumlah total selama seri keempat saat ini. Data terakhir yang diterimanya pada 1 Februari lalu, ada 68 orang yang terpapar virus korona. Terdiri atas 52 pemain dan 16 ofisial.
’’Karena data yang ada fluktuatif ya. Memang ada penambahan dan kesembuhan. Semuanya sudah tersambung di NAR (new all record) dan semuanya terkoordinasi di Labkes Bali,’’ terangnya.
Alfan mengungkapkan, ada fakta baru yang terkuak. Berdasar hasil pemantauannya ke sejumlah klub, sangat mungkin penularan di dalam klub berasal dari masseur. Dari tukang pijat klub.
’’Biasanya penularannya ketika pemain badannya tidak enak, mungkin sudah terpapar virus, minta pijat kepada masseur-nya,’’ terangnya.
Sedangkan masseur tidak hanya mengurus satu pemain di dalam tim. ’’Masseur-nya kena, kemudian menularkan ke yang lain. Jadi seperti itu,’’ lanjutnya.
Itu juga dikaitkan dengan jumlah ofisial yang terpapar virus Covid-19. Mayoritas adalah tim medis dan masseur. ’’Tapi, dari rata-rata gejala yang ada, demam tidak ada yang 38 ke atas,’’ bebernya.