Alvaro Bautista menepis anggapan bahwa World Superbike (WSBK) merupakan kompetisi kasta kedua, jika dibandingkan dengan MotoGP.
Pembalap Aruba.it Ducati tersebut berpengalaman tampil dalam dua kompetisi. Ia berdebut di kelas 125cc pada 2022, di mana butuh empat tahun baginya untuk memenangi titel juara dunia.
Bautista kemudian naik tingkat dan pencapaian maksimal adalah runner-up musim 2008. Suzuki merekrutnya untuk bertarung di MotoGP pada 2010.
Dalam delapan tahun, ia menjadi pembalap reguler Suzuki, Honda, Aprilia dan Ducati. Sayangnya, Bautista tidak mampu bersaing dengan gemilang di level elite. Rider Spanyol itu hanya naik podium tiga kali dan peringkat akhir terbaik dipetik pada 2012, yakni P5.
Karena tak kunjung memberi hasil sesuai ekspektasi, Bautista pun ditawari Ducati pindah jalur ke WSBK. Ajang tersebut kerap dipandang sebelah mata hingga tahun lalu terjadi duel sengit antara Toprak Razgatlioglu dan Jonathan Rea.
Menanggapi pandangan meremehkan, Bautista mengklaim, “Itu bukan liga kedua. Itu liga yang berbeda.”
“MotoGP adalah kelas premier. Motor adalah prototipe. Itu di mana teknologi baru diciptakan. Di World Superbike, kami menggunakan motor super. Teknologi baru di sini datang kemudian,” ujarnya.
Kepada Motorsport.com, ia menjelaskan sensasi ketika berlaga dalam kedua kategori.
“Kehidupan dalam World Superbike berbeda. Tapi, cara saya bekerja, mempersiapkan diri di rumah maupun trek, idektik,” katanya.
“Perbedaan satu-satunya adalah paddock di sini lebih rileks dan mudah diakses. Ini lebih ramah, meski persaingan luar biasa.
“Di MotoGP, tekanan lebih besar. Anda harus selalu mengejar poin. Di WSBK lebih rileks dan Anda merasa tekanan berkurang.”
Dalam debutnya dengan Ducati di WSBK, Bautista mampu memberi kejutan. Ia memborong 11 kemenangan langsung dan berakhir sebagai runner-up.
Keberhasilannya tersebut menunjukkan kalau MotoGP memang kualitasnya lebih tinggi. Terlepas dari itu, Bautista mengungkapkan kalau awalnya merasa kelelahan karena harus melakoni tiga balapan di akhir pekan.
“Akhir pekan balapan lebih melelahkan di sini. Ada program ketat sejak Sabtu, dengan latihan, Superpole dan balapan. Ini sangat sulit, terutama bagian depan,” tuturnya.
“Jika Anda punya balapan bagus pada Sabtu, Anda masih tidak bisa santai karena ada dua balapan lagi pada Minggu. Di sisi lain, balapan Sabtu bisa ditebus sedikit pada hari berikutnya.
“Ketika saya ke World Superbike, saya dapat motor kompetitif di mana saya bisa menunjukkan potensi. Dengan itu, saya dapat bertarung untuk kemenangan.”
Bautista mengutarakan kekuatan para pembalap WSBK tidak kalah jauh dari rider MotoGP.
“Level pembalap sangat tinggi. Di MotoGP, mungkin ada empat atau lima pembalap kencang. Tapi, pembalap yang memimpin dalam World Superbike bisa juga berduel untuk sampai lima besar di MotoGP,” ia menandaskan.