PSIS vs Persebaya: Sama-sama Siapkan Banyak Opsi Strategi

Jawapos TV

BabatPost.com – Pelatih Persebaya Aji Santoso sudah belajar banyak dari pertandingan melawan PSS Sleman akhir pekan lalu. Ketika dia sudah mempersiapkan strategi matang, dua pemain andalannya, Ady Setiawan dan Reva Adi Utama, mendadak harus absen. Berdasar hasil tes, keduanya positif Covid-19.

Otomatis Aji harus merevisi formasi dan taktik.

Read More

Selain memaksakan Koko Ari Araya yang baru pulih dari cedera panjang untuk bermain, mantan kapten tim nasional itu sedikit berjudi dengan strateginya. Samsul Arif yang biasanya menjadi target man dimainkan di belakang Arsenio Valpoort sebagai antisipasi tidak adanya playmaker.

Hasilnya memang tidak buruk. Meski tidak mendominasi pertandingan, Persebaya berhasil menang berkat gol Taisei Marukawa. Menang dengan keterbatasan.

Nah, saat melawan PSIS Semarang malam nanti, Aji sudah mengantisipasi semuanya. Termasuk kemungkinan mendapat kabar jika ada pemainnya yang positif Covid-19 hari ini. Tidak bisa dimainkan walau sudah masuk skemanya. ”Dalam latihan, kami sudah menyiapkan komposisi pemain mana saja yang dipasang kalau nanti tiba-tiba ada yang positif. Tapi, jujur sebenarnya kerepotan juga,” ungkapnya.

Beruntung, kembalinya lima pemain tim nasional (Rachmat Irianto, Ricky Kambuaya, Marselino Ferdinan, Rizky Ridho, dan kiper Ernando Ari) memperkaya opsi Aji. ”Kondisinya sehat semua,” katanya.

Antisipasi adanya pemain yang positif juga dilakukan pelatih PSIS Dragan Djukanovic. Dia sudah menyiapkan semuanya, termasuk berbagai opsi strategi.

Tapi, dia tidak mau berbicara soal kemungkinan ada pemain yang positif. Djukanovic memilih bersikap optimistis bahwa semua pemainnya bisa dimainkan. ”Saya selalu tanamkan jangan pernah berpikiran negatif dulu. Yang terpenting, PSIS berhati-hati dulu. Ya, semoga sehat semua,” ujarnya.

Jika terpaksa memainkan pemain yang tidak masuk skema, Djukanovic menuturkan mungkin saja justru bisa membantu PSIS. Sebab, pemain pengganti biasanya ingin menunjukkan sesuatu yang lebih ketika dimainkan. ”Selain itu, sepak bola adalah kerja sama tim, bukan individu,” ucapnya.

Dia paham dua tahun terakhir adalah periode sulit bagi sepak bola. Namun, pria asal Montenegro itu mengingatkan bahwa virus korona tidak bisa dihindari. ”Covid-19 harus dipahami. Jangan takut dan tetap patuhi protokol,” paparnya.

Related posts