World Supersport (WSSP) 2022 bakal lebih ketat karena motor-motor dengan mesin lebih dari 600cc boleh turun. Can Oncu yakin Kawasaki masih mampu bersaing merebut gelar.
Pada WSSP musim 2021 lalu, trio pengguna Kawasaki ZX-6R masing-masing harus puas finis di peringkat kelima sampai keenam.
Duet Kawasaki Puccetti Racing, Philipp Oettl dan Can Oncu, berada di P5 dan P6. Itulah hasil terbaik Kawasaki di WSSP tahun lalu. Adapun andalan Orelac Racing VerdNatura, Raffaele De Rosa, finis di posisi keenam.
Musim ini, Oettl promosi ke World Superbike (WSBK) sedangkan tim yang dibela De Rosa masih akan turun di WSSP tetapi berganti pabrikan ke Ducati. Oncu sendiri masih bertahan di Kawasaki Puccetti Racing dan akan didampingi Yari Montella.
Kawasaki bakal menempatkan enam ZX-6R di grid WSSP musim 2022. Namun, Oncu praktis akan menjadi harapan Kawasaki untuk bersaing memperebutkan gelar.
WSSP 2022 akan menjadi musim ketiga Onco turun di balapan yang menjadi supporting race WSBK tersebut. Setelah mengalami grafik naik-turun dengan beberapa kali terjatuh pada paruh pertama, pembalap Turki berusia 18 tahun itu mulai stabil di paruh kedua.
Oncu berhasil merebut podium pertamanya saat finis P3 Race 2 di Magny-Cours, Prancis. Setelah itu, ia kembali naik podium ketiga pada Race 1 di San Juan Villicum, Argentina, serta menuai hasil terbaiknya dengan finis P2 pada Race 2 di tempat yang sama.
Pada tes pramusim selama dua hari di Jerez, Spanyol, tengah pekan lalu, Oncu berhasil finis di posisi kedua dengan waktu lap 1:42,361 menit. Ia hanya kalah 0,020 detik dari Niki Tuuli yang turun dengan motor berkapasitas mesin lebih besar, MV Agusta F3 800 RR.
Setelah tes tersebut, Oncu terlihat sangat optimistis menghadapi musim baru. Ia mengaku sudah sangat siap bersaing dengan mereka yang memakai motor dengan kapasitas mesin lebih besar.
“Pada hari kedua tes (Kamis pekan lalu), saya melibas 65 lap. Saya juga melakukan simulasi balap. Setiap waktu lap saya lebih cepat daripada akhir pekan lomba musim 2021 lalu. Tes ini sangat positif jika dilihat dari seluruh aspek,” katanya seperti dikutip laman WorldSBK.com.
“Saya sangat puas dengan hasil tes. Jika besok harus turun untuk race pertama, saya akan siap merebut kemenangan.
“Saya kini merasa lebih kuat daripada musim lalu. Tahun lalu saya masih belajar. Kini, saya ingin membuktikan kemampuan. Jika kinerja kami bisa membawa kami bersaing dalam perebutan gelar, itu luar biasa. Bila tidak, kami akan terus berusaha.”
Sesuai aturan baru, mulai WSSP 2022, sejumlah motor dengan mesin berkapasitas lebih besar seperti Ducati Panigale V2 yang berkapastas 955cc maupun MV Agusta F3 800 RR (800cc), kini diizinkan turun.
Namun begitu, Can Oncu masih percaya Kawasaki walaupun turun dengan mesin klasiknya yang hanya berkapasitas 600cc, masih mampu kompetitif.
“Kawasaki motor yang bagus. Beberapa orang, termasuk saya, yakin motor ini masih salah satu yang terbaik di kelasnya,” ucap Can Oncu yang sudah menjalani 38 race di WSSP dengan tiga podium dan satu best lap race, sejak 2020.
“Saya belum pernah mengendarai motor kelas supersport lain. Namun, saya menyukai Kawasaki karena sangat cocok dengan riding style saya.
“Saya kerap melakukan hard braking dan selama tes kami membuat kemajuan signifikan di area ini. Saya bisa mengendarai ZX-6R seperti motor 250cc. Yang pasti, motor ini menyenangkan buat saya.”
Sejak masih berstatus World Series pada 1997 dan menjadi Kejuaraan Dunia mulai 1999, Kawasaki baru empat kali merebut gelar juara dunia pembalap, yakni pada 2001 lewat Andrew Pitt serta atas nama Kenan Sofuoglu pada 2012, 2015, dan 2016.
Nama terakhir merupakan mentor Can Oncu. Sofuoglu pula yang memberikan gelar juara dunia pembalap untuk Kawasaki Puccetti Racing di WSSP (pada 2015 dan 2016).