BabatPost.com-Beberapa klub Liga 1 sudah kehilangan pemain akibat terjangkit Covid-19. Tapi, Persik Kediri jadi klub yang belum tersentuh. Seluruh pemain dalam kondisi sehat dan siap tempur.
Ternyata, hal itu bukan tanpa alasan. Manajemen Persik memang punya aturan khusus. Skuad Macan Putih –julukan Persik– menerapkan sistem full bubble secara internal.
’’Sejak seri pertama Liga 1 lalu, pemain Persik harus selalu berada di hotel dan tidak boleh keluar jauh dari akomodasi,’’ kata Media Officer Persik Anwar Bahar Basalamah kepada Jawa Pos.
Sejatinya, aturan bubble itu sudah digaungkan PT Liga Indonesia Baru (LIB). Hanya, kenyataan di lapangan tidak demikian. Masih banyak pemain yang bebas keluar dan jauh dari pengawasan.
Nah, hal itulah yang tidak mau dilakukan oleh Persik. Aturan tersebut benar-benar diterapkan secara ketat. Bahkan, ada sanksi khusus jika pemain melanggar aturan itu. Apa sanksinya?
’’Pemain yang ketahuan keluar tanpa seizin pelatih atau manajemen wajib mentraktir makan seluruh anggota tim,’’ jelas pria asli Tuban itu.
Aturan tersebut terbukti ampuh. Sampai saat ini belum ada kasus pemain yang keluar tanpa sepengetahuan tim pelatih atau manajemen. Pemain benar-benar menaati aturan yang sudah dibuat.
Sanksi memang dibuat ringan, tapi membuat jera. Paling tidak, untuk mentraktir satu tim, dibutuhkan dana sekitar Rp 5 juta. Karena itu, pemain berpikir dua kali untuk melanggar aturan.
’’Selain sanksi itu (traktir), kami dari pihak manajemen memberikan peringatan secara lisan kepada pemain,’’ tambah alumnus SMA Negeri 1 Tuban tersebut.
Di lapangan aturan ketat juga diterapkan. Selama melakoni latihan, pihak manajemen memilih menutup semua akses masuk. ’’Hanya pihak internal tim yang bisa masuk,’’ jelas Anwar.
Pihak media maupun suporter juga tidak diizinkan memasuki lapangan latihan. Hal itu memang dilakukan untuk mengantisipasi agar seluruh anggota tim tetap dalam kondisi steril. Sejak awal tahun Persik berada di Bali. Mereka berlatih di Denpasar sebelum seri keempat dimulai.
