Pemilik RNF Racing, Razlan Razali, mengakui adanya risiko besar yang mengiringi promosi Darryn Binder dari Moto3 ke MotoGP 2022. Namun, ia tak segan bertaruh.
Pemuda Afrika Selatan tersebut menempuh jalur ekspres seperti Jack Miller pada 2015. Kendati demikian, prestasi keduanya bak bumi dan langit.
Kala itu, Miller berstatus runner-up Moto3 2014 dengan 6 kemenangan dan 4 podium lainnya. Sebaliknya, Binder hanya menang sekali dalam tujuh tahun kariernya di level terendah grand prix.
Musim 2021, adik pembalap KTM, Brad Binder, menginjak podium ketiga di Qatar. Ia menghuni peringkat ketujuh perolehan poin total. Rapornya ternoda manuver agresif yang menyebabkan Dennis Foggia terjatuh di Portugal sehingga kehilangan kans juara dunia.
Tentu saja, keputusan Razali yang mengubah Petronas SRT jadi RNF Racing itu menuai pro-kontra. Namun, pria Malaysia itu maju terus. Ia berharap agar Binder tidak dibebani terlalu besar pada musim debutnya.
“Saat ini, Wilco Zeelenberg, manajer timnya, dan kepala krunya (Noe Herrera Crispi) untuk membangun pengembangan Darryn terutama dalam pendekatan , arah dan lain-lain,” ia menjawab pertanyaan Motorsport.com jika tim sudah mendiskusikan tentang pendekatan Binder jelang debutnya di MotoGP.
“Kami akan meluangkan waktu bersamanya, kami tidak akan menempatkannya di bawah tekanan besar. Tentu saja, kritik selalu terbuka ketika pembalap Moto3 langsung ke MotoGP.
“Itu normal, tapi kami percaya kepadanya. Kami lihat potensi dalam diri Darryn. Ya, memang itu sebuah risiko besar untuk kami dan khususnya, Darryn. Tapi, kami memiliki kemampuan, orang-orang berpengalaman di sekitarnya, sekitar tim, yang cukup berpengalaman untuk membimbingnya secara benar.
“Kami akan mengikuti dari balapan ke balapan dan melihat lagi bagaimana dia bisa berkembang. Yang terpenting adalah memastikan dia berkembang dengan baik. Anda tidak pernah tahu, ini adalah olahraga. Ini MotoGP, dia bisa saja mengejutkan semua orang.”
Rider 24 tahun tersebut menegaskan tak akan peduli dengan komentar miring yang dilontarkan kepadanya. Prioritasnya adalah memaksimalkan kans langka bertarung di MotoGP.
“Tentu saja bagi saya, itu adalah mimpi yang jadi kenyataan. Semua orang mau balapan di MotoGP suatu hari nanti. Jadi, diberi kesempatan seperti ini, Anda tidak bisa menolak,” katanya.
“Ini adalah kesempatan terbesar yang saya dapatkan seumur hidup. Saya mengambilnya dengan dua tangan. Tentu saja, ada perasaan campur aduk, banyak komentar berbeda dan lain-lain.
“Namun, saya bodoh kalau tidak menerima impian dalam hidup saya. Saya bekerja menuju target ini sepanjang hidup dan jika seseorang memberikan kepada Anda, Anda perlu mengambilnya dan memaksimalkannya.
“Saya superbahagia bisa naik ke MotoGP. Jelas bahwa ada orang-orang yang mengatakan sebaliknya atau apa pun. Saya tidak peduli.”
Tekanan dan komentar buruk kadang menjatuhkan psikologis seorang pembalap muda. Tak heran kalau kebanyakan menyewa jasa pelatih mental atau psikolog. Menariknya, hal itu tidak berlaku untuk Binder.
“Saya tidak punya pelatih mental. Saya tidak memerlukannya. Saya seorang yang ceria, tidak mau menghibur omong kosong,” ia menambahkan.
“Jadi, saya melanjutkan seperti biasa. Saya mendekati musim ini seperti pendekatan saya musim lain. Pastinya, saya mengubah beberapa hal dalam latihan.”
Sebagai pendatang baru, banyak yang harus dibenahi oleh Binder sepanjang masa adaptasi. Fisiknya harus digembleng lebih keras karena motor MotoGP lebih berat dan rumit. Andrea Dovizioso, tandemnya, bisa berperan sebagai mentor juga.