Joan Mir Nilai Tim Satelit Bukan Problem Utama Suzuki

Juara dunia MotoGP 2020 Joan Mir tidak mampu mempertahankan gelarnya musim lalu. Ia pun mengungkapkan sederet penyebabnya.

Joan Mir dan Suzuki Ecstar mengejutkan dunia setelah berhasil merebut gelar juara dunia pembalap dan tim pada MotoGP 2020 yang hanya melombakan 14 balapan karena pandemi Covid-19.

Banyak yang menyebut, sukses Mir yang menjuarai MotoGP 2020 hanya dengan memenangi satu balapan, adalah sebuah kebetulan.

Publik kian yakin dengan hal itu karena musim lalu pun Mir kesulitan mempertahankan gelarnya dan tidak mampu memenangi balapan. Pertanyaannya, apakah gelar MotoGP torehan Mir benar-benar hanya satu kebetulan?

Faktanya, sebelum menjadi kampiun MotoGP, Mir sudah menjadi juara dunia Moto3 pada 2017. Ia pun hanya butuh dua tahun di MotoGP untuk merebut gelar. Dan, pada MotoGP 2021 lalu, peringkatnya tidak terlalu buruk, ketiga.

Banyak faktor yang membuat Mir terlihat kesulitan untuk memenangi balapan (hanya sekali dalam dua musim terakhir MotoGP). Salah satu faktor yang dianggap publik paling krisial adalah tidak adanya data pembanding.

Berita Terkait :  "Pola pikir untuk kejuaraan" Bagnaia membatasi dia di Valencia

Bersama Aprilia, Suzuki menjadi dua pabrikan di MotoGP yang tidak memiliki tim satelit. Buntutnya, mereka tidak hanya tanpa pembanding tetapi makin sedikit informasi berharga dari pembalap yang berguna untuk pengembangan motor.

“Bukan itu (tidak adanya tim satelit) masalah terbesar yang kami hadapi. Memang benar, adanya tim satelit bisa membantu kami. Namun bukan itu problem utamanya,” kata Mir dalam wawancara dengan Speedweek.com.

“Yang lebih penting adalah kami, dua pembalap (bersama Alex Rins) tim pabrikan, mendapatkan material terbaik dan hal lain yang bisa membuat kami bersaing di posisi terdepan.

“Jika Anda tidak bisa berada di level itu (konsisten di barisan depan), menurut saya tidak ada gunanya menambah dua motor lagi di lintasan,” ucap pemenang satu balapan, 13 podium, dan satu fastest lap dalam 49 start di kelas MotoGP sejak 2019 tersebut.

Berita Terkait :  Jack Miller menggandakan kritik tajam terhadap Marc Marquez dan Fabio Quartararo

Joan Mir menjadi salah satu pembalap paling konsisten pada MotoGP 2021 lalu. Dari 18 balapan, ia hanya dua kali retired (di Prancis dan Misano 2). Selebihnya, ia selalu berhasil merebut poin, termasuk enam finis podium (dua P2 dan empat P3).

“Itu (konsistensi) juga penting. Ketika memiliki kecepatan, kami akan berusaha untuk merebut kemenangan. Tetapi saat paket kurang mendukung, saya hanya bisa memaksimalkan performa motor,” kata pembalap Spanyol yang baru berusia 24 tahun itu.

“Saya selalu berusaha mengeluarkan potensi semaksimal mungkin di setiap balapan dan membawa motor kembali ke pit dengan poin sebanyak mungkin. Tidak ada gunanya jika Anda start sedikit lebih baik namun lantas mengalami kecelakaan.”

Berita Terkait :  Wakil PM Italia meminta Imola F1 ditunda

Menurut Mir, menyelesaikan balapan juga sangat penting untuk memberikan informasi berharga kepada para teknisi dan mekanik. Ini sangat berguna untuk mengembangkan motor.

“Satu yang tidak boleh dilupakan, Suzuki hanya memiliki dua motor di grid. Itulah sebabnya akan sangat berharga bila kami bisa menyelesaikan setiap balapan,” kata Mir.

Joan Mir pun memberikan penjelasan terkait mana yang lebih disukainya: sekali menang dalam upaya merebut gelar MotoGP pada 2020 ataukah tidak mampu memenangi balapan saat mempertahankan trofi.

“Pada MotoGP 2020, saya berada di posisi persaingan perburuan gelar. Kondisi tersebut membuat saya sulit untuk lebih berani mengambil risiko untuk menang. Jika tidak berpeluang merebut gelar, saya pasti akan mampu memenangi lebih banyak balapan,” ucap Joan Mir.

Related posts