Ramon Forcada: Suka dengan Detail, Dovizioso Tahu Cara Menang di MotoGP

Kepala mekanik RNF Racing, Ramon Forcada, yakin Andrea Dovizioso bisa menjinakkan MotoGP musim depan. Pendapat tersebut didasarkan pada sifat perfeksionisnya.

Sepanjang 2021, Forcada sangat sibuk karena Petronas Yamaha SRT harus gonta-ganti pasangan Valentino Rossi. Cedera lutut parah membuat sisi paddock Franco Morbidelli harus diisi personel berbeda.

Petronas memanggil test rider Cal Crutchlow, pembalap WSBK, Garrett Gerloff, dari Moto2 Jake Dixon. Ketika diputuskan bahwa pembalap Italia itu pindah ke Yamaha Factory Racing, Dovizioso pun bergabung.

Jebloknya pencapaian tim asal Malaysia itu karena masalah motor dan bongkar pasang personel.

“Pertama-tama, kami punya motor yang sama dengan musim sebelumnya, ketika tim lain tidak tinggal diam, mereka semua meningkat. Kemudian, semua masalah fisik (dengan Morbidelli) dan lima pembalap dalam satu tahun. Sulit menjadi runner-up di dunia dengan lima pembalap,” ujar Forcada kepada Motorsport.com.

Dovizioso sudah dua dekade lebih berkarier di MotoGP dan pernah memperkuat Yamaha pada 2012. Forcada belum pernah bekerja dengan pilot veteran tersebut sebelumnya.

Kesempatan baru datang pada lima pekan balapan terakhir. Pria Spanyol itu terus belajar bagaimana cara terbaik untuk bekerja sama dengan eks rider Ducati.

“Di sini, saya yakin dengan semuanya, tidak ada yang mengejutkan saya. Saya sudah berada di sini bertahun-tahun,” ujarnya.

Pria yang pernah menangani Jorge Lorenzo atau Maverick Vinales itu, melontarkan pujian kepada Dovizioso.

“Dia adalah orang yang punya banyak informasi dan sudah berada di ajang ini selama bertahun-tahun. Ini sangat bagus,” Forcada menjelaskan.

“Dia tahu apa yang dia perlukan untuk melaju kencang tapi dia kesulitan mendapatkannya, karena baginya, Yamaha adalah motor yang sangat berbeda. Sejak 2020, dengan motor yang dipakai (Ducati) sulit baginya untuk menjadi yang terbaik ketika (Michelin) memperkenalkan ban belakang baru.

“Saat dia datang ke tim kami, dia menemukan motor yang sama sekali baru dan itu merugikannya, karena itu merugikan Franki pada debutnya. Setiap orang ketika mengganti motor, karena mereka punya karakteristik sangat berbeda. Anda harus memahami bagaimana mengendarai itu.”

Julukan professore memang patut disematkan kepada Dovizioso. Pembalap 35 tahun tersebut suka mengulik, memperhatikan semua secara detail dan terlibat langsung pada pengembangan.

“Dia bekerja sangat keras dan di atas itu, dia terlibat dengan detail, masih membawa sedikit filosofi Ducati, di mana detail sangat penting dan membantu Anda melaju kencang,” ujarnya.

“Saat ini, Anda tidak harus menang dua detik, jika Anda meningkatkan beberapa persepuluh detik, maka itu akan jadi langkah sangat penting.

“Motor terbaik di grid tidak pernah ada. Tapi, memang benar bahwa Dovi cocok dengan konsep itu. Dia sangat memperhatikan detail. Dia punya banyak metode dan ingin semua jelas sepanjang waktu. Dia merupakan salah satu pembalap yang mau tahu di mana kelemahannya dan pada poin mana dia unggul, apa yang mesti dilakukan untuk menang dan apa yang dilakukan untuk menghindari kekalahan.

“Selama berjam-jam, dia bekerja melihat data, belajar, membandingkan dan mencari cara untuk maju.”

Forcada senang mendapat pembalap yang memakai motor pabrikan berbeda. Sebab, mereka dapat informasi tambahan tentang produk lain dan bisa diterapkan untuk motor mereka.

“Untuk setiap merek, kedatangan pembalap dari pabrikan lain yang bagus, dan dengan banyak pengalaman, selalu membantu Anda. Tapi, tidak hanya di sini, jika dia pergi ke Honda atau Suzuki, itu akan membantu mereka,” ia mengungkapkan.

“Seorang pembalap bisa selalu mengembangkan Anda jika dia datang dari motor bagus yang dikenalnya, tidak seperti yang terjadi pada Morbidelli, yang gabung Yamaha dengan pengalaman satu tahun di MotoGP dan motor yang tak seorang pun tahu.

“Seorang pembalap yang menghabiskan waktu delapan tahun dengan tim pabrikan, dari mana pun dia berasal, selalu diterima.”

Pembalap, yang berulang tahun ke-36 tahun pada Maret, itu akan mendapat YZR-M1 pabrikan. Banyak yang memprediksi Dovi bisa moncer dengan paket tersebut, berbeda dari tahun lalu saat menunggangi motor usang.

Forcada tidak mau membuat prediksi karena ia perlu melihat terlebih dulu hasil tes pramusim MotoGP 2022.

“Saya tidak tahu jika dia akan bisa melakukannya karena, sekarang, kami belum menguji motor pabrikan 2022. Itu akan jadi motor resmi, tapi tidak ada yang tahu seperti apa motor itu,” katanya.

“Di Jerez, kami hanya punya prototipe pertama, yang mana saya tidak tahu jika itu akan definitif, juga bakal tergantung pada apa yang dilakukan pembalap lain.

“Ini seperti apa yang terjadi dengan Frankie, menjadi runner-up pada 2020 adalah hasil terbaiknya, sebelum operasi, berada di posisi ketiga dan keempat. Masalahnya jika motor tidak berkembang dan yang lain justru lebih maju, Anda akan jadi yang terburuk.”

Forcada memperingatkan agar pembalap tidak terlalu bergantung pada motor. Mereka mesti memoles kesalahan sendiri.

“Yang kami harus lihat sekarang adalah apa yang akan dilakukan pabrikan lain dan para pembalap muda jalankan, kami sudah melihat siapa yang bangkit pada 2021, tampil sangat baik, dan sekarang, permbalap berkualitas tinggi juga bangkit,” ujarnya.

“Waktu telah diperketat. Jelas sekali, Dovizioso akan mengambil langkah maju dengan motor 2022, begitulah adanya. Tapi, berpikir kalau motor baru akan menyelesaikan semuanya adalah kesalahan. Masih banyak pekerjaan yang akan harus dituntaskan.”

Related posts