Dalam seminar nasional yang diselenggarakan di platform Zoom Meeting, Minggu, Chappy menegaskan bahwa kemajuan teknologi satelit komunikasi pertahanan dapat menjamin komunikasi antara instansi terkait pengelolaan keamanan dan pemerintahan suatu negara, termasuk mencegah terjadinya data-data pribadi yang bocor.
“Data-data kita di pemerintah daerah, di perbankan, dan lain sebagainya banyak sekali sudah mulai muncul penyalahgunaan yang dapat merugikan tidak hanya pribadi, tetapi juga keamanan nasional,” kata Chappy.
Pernyataan tersebut ia sampaikan ketika memberi pengantar dalam seminar bertajuk “Mencermati Sistem Komunikasi Pertahanan” yang dipantau dari Jakarta, Minggu.
Dunia siber, tutur ia melanjutkan, telah menjadi wilayah keamanan kelima setelah darat, air, udara, dan ruang angkasa. Perkembangan wilayah siber memiliki kaitan yang sangat erat dengan satelit komunikasi pertahanan.
Apalagi, dalam dua dekade belakangan ini, para analis mengatakan sedang terjadi pergeseran pertumbuhan perekonomian global.
“Yang semula dari Atlantik, sekarang ke Indian and Pacific Ocean. Di wilayah Pasifik ini, Indonesia berada di dalam posisi yang sangat strategis sekali,” kata dia.
Salah satu aspek primadona dalam pertumbuhan ekonomi adalah sistem transportasi udara dan sistem komunikasi luar angkasa. Dalam hal ini, Indonesia sebagai negara yang terletak di sepanjang garis khatulistiwa memiliki letak geografis yang sangat strategis untuk meluncurkan satelit.
Oleh karena itu, mengembangkan satelit komunikasi pertahanan dapat menguatkan posisi strategis Indonesia, khususnya dalam peran kedirgantaraan di mata dunia.
“Satelit komunikasi pertahanan merupakan bagian dari kemajuan teknologi dirgantara yang sangat amat cepat. Indonesia sebagai sebuah negara yang sangat strategis letaknya tentu saja memegang peranan yang sangat penting di dalam kedirgantaraan,” kata Chappy.