Jakarta (BabatPost.com) –
Anggota Komisi IX DPR Edy Wuryanto meminta masyarakat agar menunda liburan ke luar negeri untuk mencegah penularan virus Omicron.
Edy Wuryanto kepada wartawan di Jakarta, Jumat mengingatkan masyarakat sebab sebagian besar kasus positif Omicron di Tanah Air merupakan penularan dari luar negeri.
Dia menilai imbauan pemerintah agar masyarakat tidak bepergian ke luar negeri sudah tepat sebagai upaya mencegah penularan Omicron.
“Masyarakat harus paham, kalau berkunjung karena ingin refreshing, ditunda dulu lah. Refreshing bukan persoalan penting,” ucap dia.
Menurut dia masyarakat bisa liburan tanpa harus ke luar negeri, apalagi kebanyakan negara tujuan wisata juga tercatat transmisi tinggi penyebaran varian Omicron.
“Saya mengimbau kepada masyarakat, tahan dululah ya karena kita paham betul transmisi ini kebanyakan di negara-negara seperti Turki, Amerika, Malaysia, Singapura. Ini negara-negara yang memang tercatat transmisinya tinggi,” tutur Edy.
Dia mengatakan masyarakat harus membantu pemerintah berupaya mencegah penularan kasus COVID-19 terutama varian Omicron. Jangan sampai menurut dia menjadi sumber atau orang yang membawa virus Omicron ke Indonesia.
Menurut dia kesadaran publik agar tidak bepergian ke luar negeri mesti terus ditingkatkan. Pejabat publik dan figur masyarakat harus menjadi contoh baik.
“Jangan sampai negara sedang fokus menangani Omicron dan seluruh rakyat Indonesia sedang fokus ke situ, kita tidak memberi contoh yang baik,” ucapnya.
Edy mengatakan bahwa anggota DPR tidak akan melakukan kunjungan ke luar negeri jika tidak ada kegiatan yang sangat penting sebagai bagian mencegah penularan Omicron.
Selain itu, kata dia percepatan vaksinasi COVID-19 juga perlu dilakukan dalam upaya pencegahan penularan Omicron. Jika sudah mendapatkan dosis lengkap, maka katanya harus segera ikut vaksinasi booster sesuai aturan pemerintah.
Dia mengatakan jika belum sama sekali menerima vaksin, maka harus segera mengikuti vaksinasi dosis pertama dan kedua. Orang yang sudah booster itu menurut dia mampu mencegah kondisi berat bahkan kematian jika terpapar.
“70 persen kasus sebagian besar itu hanya pada tahap ringan sedang. Ini pentingnya vaksinasi,” katanya.
Upaya testing dan tracing atau pelacakan juga harus ditingkatkan, selain soal protokol kesehatan. Kemudian, distribusi obat-obatan COVID-19 atau penggunaan obat telemedisin harus dipermudah.
“Sehingga pasien-pasien tidak perlu berdatangan ke layanan-layanan kesehatan,” tutur Edy.
Di samping itu, pusat-pusat isolasi mandiri perlu disiapkan, sehingga mengurangi jumlah yang dirawat di rumah sakit. “Karena ringan sedang itu sesungguhnya tidak perlu di rumah sakit,” ujarnya.