Pol Espargaro meminta Honda untuk menambah tenaga pada motor untuk mengimbangi para pembalap Ducati.
Pada Kejuaraan Dunia MotoGP 2021 lalu, Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP) memang berhasil merebut gelar juara dunia. Namun, Ducati mampu menguasai gelar konstruktor dan skuad pabrikan mereka, Ducati Lenovo, merebut trofi tim.
Musim 2022 nanti, Ducati akan menurunkan delapan unit Desmosedici di grid. Lima di antaranya adalah spesifikasi teranyar alias 2022, Ducati Desmosedici GP22.
Kelima GP22 itu masing-masing akan dipakai duo Ducati Lenovo (Jack Miller-Francesco Bagnaia), duet Pramac Racing (Johann Zarco-Jorge Martin), dan satu untuk pembalap Mooney VR46 Racing (Luca Marini).
Ducati juga menyiapkan tiga unit Desmosedici GP21, motor musim lalu dengan sejumlah pembaruan, masing-masing untuk Marco Bezzecchi (Moone VR46 Racing) dan duo Gresini Racing (Enea Bastianini-Fabio Di Giannantonio).
Motor-motor The Bologna Bullets, julukan Ducati, dikenal memiliki tenaga luar biasa besar. Karenanya tidak heran jika para pembalap tim pabrikan Ducati dan Pramac Racing yang selalu memakai motor spesifikasi teranyar, sulit dikejar para pembalap lain di trek lurus.
Dalam sejumlah balapan dan tes resmi terakhir di Jerez, Spanyol, November tahun lalu, Ducati Desmosedici juga terlihat makin kencang di tikungan. Terbukti, Bagnaia mampu menguasai dua hari tes di Jerez tersebut.
Di sisi lain, kelemahan Honda terlihat dalam dua tahun terakhir dengan cederanya Marc Marquez. Publik pun kian paham bila Honda RC213V memang hanya bisa cocok di tangan juara dunia delapan kali (6 di MotoGP: 2013, 2014, 2016, 2017, 2018, 2019) tersebut.
Ducati selama ini bisa dijinakan di tikungan, kendati dalam beberapa musim terakhir mereka mengklaim sudah mengatasi problem itu. Tetapi di lintasan lurus, bisa dibilang nyaris tidak ada pabrikan yang mampu meredam mereka, utamanya sejak Marquez cedera.
Besarnya tenaga Ducati Desmosedici GP itulah yang kini dipermasalahkan oleh Pol Espargaro. Utamanya saat membicarakan spesifikasi Honda RC213V versi 2022.
“Kami meminta agar grip bertambah karena itu sangat penting bagi kami. Namun, semua tahu betapa kencangnya Ducati di lintasan lurus,” kata pembalap yang bergabung ke Repsol Honda pada 2021 itu, seperti dikutip Speedcafe.com.
“Itu (kecepatan di trek lurus) menjadi salah satu kunci untuk melibas lawan dan kunci untuk merebut kemenangan.
“Jadi, jika ingin menuai hasil bagus tahun ini, dengan bertambahnya jumlah Ducati di grid, itu berarti kami juga harus mampu lebih cepat di trek lurus untuk bersaing merebut posisi dari mereka atau mempertahankan dari tekanan mereka.”
Kejuaraan Dunia MotoGP 2022 akan dimulai dari GP Qatar di Sirkuit Internasional Losail pada 4-6 Maret mendatang. Trek dengan panjang 5,380 km itu memiliki trek lurus sepanjang 1,068 km tersebut secara teori menjadi favorit bagi para pembalap Ducati.
Faktanya, motor bertenaga besar tidak menjamin kemenangan di Losail. Setidaknya itu terjadi pada dua balapan terakhir tahun lalu yang digelar di Losail secara beruntun.
Bagnaia merebut pole di GP Qatar dan Martin di GP Doha. Namun, duet tim pabrikan Monster Energy Yamaha MotoGP saat itu yang berhasil memenangi balapan. Quartararo di Qatar dan Maverick Vinales (yang lantas pindah ke Aprilia) di Doha.
Kabarnya, saat itu para pembalap Ducati tidak bisa mengeluarkan tenaga maksimal Desmosedici GP21 karena setelan motor disesuaikan dengan jarak lomba. Bila dimaksimalkan, mereka khawatir akan kehabisan bahan bakar saat balapan belum selesai.