“Jika proyek strategis nasional ini terealisasi, saya optimistis Jatim akan mampu menjaga daya saing sebagai provinsi kontributor perekonomian nasional terbesar kedua,” katanya melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Harus dipahami, kata dia, pemerintah pusat memiliki banyak proyek strategis nasional. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Jatim harus melakukan komunikasi dan koordinasi yang baik dengan pusat sehingga berbagai proyek strategis itu bisa disegerakan.
LaNyalla mengatakan realisasi proyek strategis nasional yang fokus pada pembangunan infrastruktur sudah tepat. Salah satu pembangunan yang paling berdampak bagi kehidupan masyarakat dalam segala sektor adalah infrastruktur.
“Tetapi infrastruktur yang dipilih harus tepat pula. Harus memprioritaskan pembangunan infrastruktur yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam mendukung pergerakan ekonomi,” ujarnya.
Saat ini, kata dia, yang tidak bisa ditunda adalah pembangunan infrastruktur pendukung pengendalian bencana di titik-titik rawan di Jatim.
Apalagi, ujar dia, bencana alam yang terjadi di Jatim cukup signifikan sehingga memerlukan infrastruktur yang memadai dengan harapan kegiatan ekonomi dan lainnya tidak terganggu.
Terkait opsi pendanaan yang biasanya menjadi kendala, LaNyalla menyarankan perlunya kerja sama dengan pihak lain. Salah satunya melalui “Green Infrastructure Initiative” (GII) antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jerman dalam mendukung upaya Indonesia hijau.
“Selain kerja sama dengan pihak lain, bisa dengan optimalisasi anggaran. Saya yakin pusat dan Jatim bisa mencari solusinya,” ujar dia.