BabatPost.com-Arema FC tidak biasanya bermain dengan skuad full pemain lokal. Empat pemain asing yang biasanya menjadi andalan tak terlihat di lapangan.
Tim berjuluk Singo Edan itu juga hanya memiliki tujuh pemain pengganti di bench. Padahal, Arema FC menghadapi lawan yang tangguh.
Situasi itu terjadi saat Arema FC bertanding melawan PSIS Semarang di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, tadi malam (17/1). Diduga, Arema FC tidak bisa menurunkan skuad terbaik karena beberapa pemain suspect Covid-19 dan harus menjalani karantina. Apa benar demikian? ”Saya tidak mau bicara soal itu,” tutur pelatih Arema FC Eduardo Almeida setelah pertandingan.
Almeida mengaku timnya baik-baik saja. Strategi yang disiapkan untuk menghadapi Laskar Mahesa Jenar –julukan PSIS– sudah sesuai rencana. ”Pemain-pemain yang Anda lihat dalam daftar adalah mereka yang saya siapkan untuk pertandingan hari ini (kemarin, Red),” tegas pelatih asal Portugal itu.
Dokter Arema FC Nanang Tri Wahyudi mengonfirmasi bahwa para pemain Arema FC yang absen sedang dalam kondisi tidak sehat. ”Saya hanya bisa memberikan konfirmasi bahwa beberapa pemain sedang dalam kondisi tidak fit. Sesuai protokol kesehatan yang berlaku, pemain-pemain tersebut kami istirahatkan. Informasi lebih lanjut bisa menghubungi media officer atau Liga Indonesia Baru (LIB),” ungkap Nanang.
Beruntung, meski tampil dengan skuad full lokal, Arema FC bisa terhindar dari kekalahan. Pertandingan tadi malam berakhir dengan skor kacamata. Hasil tersebut membuat Arema FC belum terkalahkan dalam 17 pertandingan beruntun.
Sementara itu, pelatih PSIS Dragan Djukanovic kecewa dengan hasil 0-0. Menurut pelatih asal Serbia tersebut, Laskar Mahesa Jenar tidak bermain dengan mental kemenangan.
”Arema tidak bermain dengan empat pemain asing. Tapi, saya tidak bisa mengesampingkan kualitas bagus para pemain lokal Arema. Andai kami bisa mencetak gol pada babak pertama, tentu situasinya akan berbeda. Problem hari ini adalah kami belum punya mental untuk menang,” jelas Dragan.