“Monumen TNI AL menjadi media sosialisasi dan edukasi tentang TNI Angkatan Laut sekaligus menjadi wahana membangun dan membangkitkan jiwa bahari di kalangan generasi muda bangsa, sebagai bagian dari upaya mengembalikan kejayaan bangsa pelaut,” kata Yudo dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.
Pernyataan tersebut Yudo sampaikan saat meresmikan Monumen TNI Angkatan Laut bertempat di Taman Kota Caruban Asti, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Minggu.
Menurut Kasal, sebagai bagian dari upaya TNI AL untuk mengenang dan meneladani nilai-nilai perjuangan para pahlawan samudera, maka TNI AL membangun monumen TNI Angkatan Laut yang sekaligus akan menjadi ‘landmark’ patriotisme bahari di Kabupaten Madiun.
“Kabupaten Madiun merupakan salah satu daerah yang sarat dengan peristiwa sejarah dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar Laksamana Yudo.
Lebih lanjut, Kasal menjelaskan bahwa monumen bernuansa Maritim yang dibangun mewakili kekuatan Armada TNI Angkatan Laut sebagai komponen utama pertahanan negara di laut, selain sebagai sarana untuk mengenang sejarah perjuangan dan pengabdian.
“Monumen ini terdiri dari Pesawat Nomad N-24 P-843, Tank Amfibi PT 76, dan Meriam Howitzer Kaliber 122 mm. Tiga Alutsista TNI AL yang sudah tidak dioperasikan ini mewakili sistem senjata armada terpadu TNI Angkatan Laut,” kata dia.
Mengakhiri sambutannya, Kasal berharap dengan adanya monumen Alutsista TNI Angkatan Laut ini dapat memotivasi masyarakat luas, khususnya para generasi muda agar timbul rasa cinta tanah air, semangat pantang menyerah, kebanggaan, serta dapat meneladani perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia khususnya sejarah perjuangan TNI Angkatan Laut di masa lampau.