Tim-tim satelit MotoGP ternyata lebih tahan banting dibanding skuad pabrikan. Bos Tech3 KTM, Herve Poncharal, menemukan alasan di balik sukses tersebut.
Para klien pabrikan tersebut mampu bersaing di lini depan dalam dua musim terakhir. Kekuatan mereka pun hampir setara antara tim satelit satu sama lain.
Pada 2020, Petronas SRT yang berafiliasi dengan Yamaha berhasil menjadi tim terbaik kedua ajang balap premier. Tahun lalu, giliran skuad satelit Ducati yang berjaya.
Poncharal menganalisis alasan di balik kebangkitan tim-tim konsumen tersebut. Terjadi perubahan sudut pandang di mana, skuad satelit tidak jadi beban pabrikan lagi.
“Saya kira sangat penting menggarisbawahi kalau tim-tim satelit sekarang bersaing di level lebih tinggi,” tuturnya.
“Satu dekade lalu, kami berkendara dengan mereka. Pada saat itu, bagaimana pun, pabrikan melihat kami sebagai beban tambahan bagi mereka.”
Pria, yang juga jadi pemimpin International Road racing Team Association (IRTA) tersebut, mengenang bahwa di masa lalu tim satelit hanya jadi aksesoris tak ada kewajiban bertarung dengan serius.
“Para pabrikan harus memberikan kepada kami untuk mendapat start yang layak. Sebagian besar dari waktu, bagaimana pun, kami akan mendapat bagian yang sudah diselesaikan,” ia melanjutkan.
“Mereka mengatakan memberi kami sedikit uang untuk itu, tapi lakukan segalanya sendiri. Kami merupakan yang bertarung untuk kejuaraan dunia.”
Sekarang, mereka mendapat dukungan penuh dari pabrikan dengan motor terbaru atau edisi lebih lama berkualitas tidak jauh berbeda.
Sejak 2016, seluruh motor mendapat elektronik standar produksi Magnetti Marelli. Beberapa tahun lalu, pabrikan mengembangkan elektronik sendiri.
Pada enam musim, sejak pengenalan elektronik standar, tim satelit sudah merebut 13 kemenangan grand prix.
Mereka adalah Petronas-Yamaha SRT (6 kali, atas nama Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli), LCR-Honda (3 kali, Cal Crutchlow), Tech-3 KTM (2 kali, Miguel Oliveira), Marc-VDS Honda (1 kali, Jack Miller) dan Pramac Racing (1 kali, Jorge Martin).
Pada 2020 digelar 14 balapan, di mana separuhnya dimenangi oleh tim satelit.
Poncharal mengungkapkan, “Bersama dengan Dorna dan IRTA, tekanan diberikan pada MSMA (Motor Sport Manufacturer Association). Pekerjaan ini sangat produktif.
“Pada dasarnya, tidak ada pembalap satelit dan pembalap pabrik lagi. Semua orang berada di tingkat sama dan sebagian besar pembalap satelit di bawah kontrak dengan pabrikan masing-masing.
“Ini menunjukkan bahwa semua pekerjaan yang telah kami lakukan selama 10 tahun terakhir telah terbayar. Saya tidak lagi berpikir gila meyakini pembalap tim satelit dapat menjadi juara dunia kapan saja.”