Mantan Manajer Pramac Racing yang pindah ke Red Bull KTM Francesco Guidotti mengatakan bahwa Francesco Bagnaia adalah pembalap bermental juara.
Setelah sepuluh tahun membantu Pramac Ducati, Francesco Guidotti akan menghadapi tantangan baru mulai musim 2022. Ia akan menjabat sebagai Manajer Tim Red Bull KTM Factory Racing.
Guidotti akan bertanggung jawab atas aktivitas dua pembalap KTM, Brad Binder dan Miguel Oliveira. Ia juga menyatakan ingin langsung bertemu dengan kedua pembalapnya itu bulan ini.
Pria asal Italia tersebut memiliki pengalaman bekerja sama dengan pembalap-pembalap muda berpotensi. Saat masih menjadi bagian dari Pramac Racing, ia sempat membantu Francesco Bagnaia berkembang.
Sampai pada musim 2021, pembalap yang akrab disapa Pecco tersebut membela tim pabrikan Ducati Lenovo. Hasilnya, Bagnaia menjadi sosok yang mengejutkan banyak pihak, memaksa Fabio Quartararo mengerahkan seluruh kemampuannya dalam memperebutkan gelar juara.
Sayang pada akhirnya Bagnaia kalah saing dengan pembalap Monster Energy Yamaha MotoGP tersebut. Namun, menurut Guidotti, pembalap 24 tahun itu memiliki mental yang cukup untuk menjadi juara.
“Pecco (Bagnaia) seorang juara. Dia hanya perlu memulai musim depan dengan semangat yang sama seperti musim lalu,” ujar Guidotti.
“Dia tidak bisa memperlihatkan kelemahannya di awal musim nanti. Dia harus selalu memperlihatkan kemampuan terbaiknya di setiap seri, walaupun ia gagal meraih podium.
Lebih lanjut, Guidotti mengatakan bahwa Bagnaia bisa saja membawa pulang titel pembalap di tahun ketiganya balapan MotoGP. Sayang ia hanya kurang pengalaman.
“Mungkin di tahun ketiganya balapan MotoGP dia bisa membawa pulang gelar juara. Tapi dia kurang pengalaman, pengalaman untuk menghadapi situasi seperti musim lalu,” katanya.
“Dia hanya perlu mengumpulkan pengalaman. Dia harus merasakan segala macam situasi, dan saya merasa dia memiliki modal untuk itu.
“Modal tersebut adalah kepercayaan diri yang tinggi. Dia tampil dengan berbagai keterbatasan di musim perdananya, namun di masih tetap balapan dengan solid. Musim keduanya dia menunjukkan progres, namun tak cukup baik, walau dengan satu podiumnya.
“Barulah di musim ketiganya ia bersaing memperebutkan gelar juara. Semoga saja semangatnya itu tetap dipertahankan musim depan nanti.”