BabatPost.com-Arema FC jadi salah satu tim yang performanya mentereng di BRI Liga 1 2021–2022 sejauh ini.
Tim berjuluk Singo Edan itu tercatat tidak terkalahkan dalam 13 pertandingan terakhir. Johan Alfarizi dkk menduduki posisi ketiga klasemen sementara.
Tren bagus itu ingin dilanjutkan malam ini saat meladeni Persikabo 1973 dalam laga tunda seri ketiga di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar.
Namun, ambisi tersebut tidak akan mudah dicapai. Sebab, Arema FC akan tampil pincang. Enam pemain andalan tidak bisa dimainkan. Mereka adalah Jayus Hariono, Bagas Adi, Carlos Fortes, K.H. Yudo, Dedik Setiawan, dan Rizky Dwi.
Jayus, Bagas, dan Fortes absen karena akumulasi kartu. Sedangkan Yudo, Dedik, dan Rizky absen karena harus menjalani karantina setelah membela timnas Indonesia di Piala AFF 2020.
Pelatih Arema FC Eduardo Almeida mengaku sudah mengantisipasi absennya enam pemainnya tersebut. Malah, dia cukup percaya diri skuadnya bisa meneruskan tren kemenangan di BRI Liga 1. ’’Kami akan tampil maksimal untuk menang, sesuai target kami,’’ ujarnya.
Eduardo menyatakan, Persikabo 1973 pasti juga punya target yang sama. Ingin meraih tiga poin. Dia juga melihat lawannya punya komposisi pemain yang bagus. Khususnya di lini depan yang memiliki top scorer sementara Liga 1 Ciro Alves (12 gol).
’’Tapi, kami juga akan berkonsentrasi ke semua pemain lawan. Tidak cukup hanya satu pemain yang harus diwaspadai,’’ tegasnya.
Kapten Arema FC Johan Alfarizi menuturkan, Eduardo sudah memberikan materi bagaimana mengantisipasi serangan lawan. Plus cara memenangkan pertandingan. ’’Target kami juga ingin menang di setiap pertandingan,’’ ujarnya.
Di sisi lain, pelatih Persikabo 1973 Liestiadi mengatakan, Arema FC tetaplah tim kuat meski bermain tanpa enam pemain andalannya. Bagi dia, komposisi pemain Arema FC cukup merata di semua lini.
’’Kami akan bermain maksimal untuk mencuri poin. Kalau bisa tiga poin. Kalaupun satu poin, harus disyukuri,’’ katanya.
Liestiadi menegaskan tidak silau dengan rekor 13 pertandingan belum terkalahkan milik Arema FC. Yang jelas, Persikabo 1973 ingin jadi tim pertama yang memutus rekor tersebut.
’’Klub Indonesia itu sama saja kekuatannya. Tidak ada yang terlalu super, tidak ada yang terlalu hebat. Semua bisa saling mengalahkan,’’ bebernya.