“Lembaga pendidikan tinggi, mau tidak mau, harus memperkuat posisinya sebagai edutech institutions dengan memanfaatkan teknologi digital,” kata Wapres saat menyampaikan orasi ilmiah pada Rapat Terbuka dan Dies Natalis ke-59 Universitas Brawijaya Malang melalui konferensi video dari Jakarta, Rabu.
Wapres mengatakan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) saat ini merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Berbagai sektor kehidupan masyarakat telah bertransformasi dengan berlandaskan pada teknologi digital, katanya.
“Sektor perdagangan, misalnya, telah bergeser menjadi e-commerce; dunia perbankan telah terdisrupsi oleh hadirnya fintech dan berbagai macam e-payment,” tukasnya.
Selain itu, tambah Wapres, dunia kedokteran dan farmasi juga semakin terdesak oleh keberadaan healthtech atau medtech. Begitu juga dengan dunia pendidikan yang telah terdisrupsi edutech secara masif.
Krisis pandemi COVID-19, yang melanda global sejak awal 2020 lalu, juga membawa perubahan di berbagai kehidupan masyarakat.
“Pandemi, secara bersama-saman atau terpisah dengan teknologi, telah membawa perubahan pada lanskap politik, ekonomi dan sosial budaya. Kita telah dipaksa untuk mengikuti perkembangan teknologi yang pesat,” ujarnya.
Dengan perkembangan kondisi zaman tersebut, Wapres berharap Universitas Brawijaya Malang dapat terus mengembangkan kurikulum pendidikannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai perkembangan.
Selain itu, Wapres meminta Universitas Brawijaya untuk mengembangkan jaringan dengan menjalin kerja sama di tingkat nasional dan internasional, khususnya di bidang riset, inovasi dan industri.
“Saya harap Universitas Brawijaya mempunyai jaringan dengan berbagai perguruan tinggi terbaik di dunia untuk melakukan kerja sama, seperti pertukaran dosen dan mahasiswa, penelitian bersama serta pengembangan kurikulum,” ujar Wapres.