Garrett Gerloff Bandingkan Sensasi Naik Motor MotoGP dan WSBK

Garrett Gerloff satu dari segelintir pembalap World Superbike (WSBK) yang dapat kesempatan tampil di MoroGP. Ia menganalisis perbedaan antara motor yang dipakai pada kedua kategori.

Pembalap GRT Yamaha WorldSBK Team tersebut tak menyangka bisa mencicipi MotoGP. Ia mengisi slot Petronas SRT di GP Belanda, menggantikan Franco Morbidelli yang sedang dalam pemulihan cedera lutut kiri parah.

Meski baru mengenal YZR-M1 dan Sirkuit Assen, ia bisa finis pada posisi ke-17. Jika menilik dari kondisi tersebut, Gerloff lebih baik daripada Luca Marini.

Empat pekan setelah balapan tersebut, Gerloff kembali ke trek tersebut. Pengalaman sebelumnya jelas sangat membantu.

Namun, karakter M1 dan YZF-R1 berbeda membuat sedikit kerepotan. Pada Race 1, ia bertengger di peringkat keenam, Superpole Race P8, dan crash pada Race 2.

“Pernah naik M1, boleh dibilang sangat membantu. Tapi, mungkin lebih buruk mengenal trek dengan motor MotoGP dan kemudian kembali ke sini,” ia mengenang.

“Motor jelas berbeda. Pada sesi pertama dengan R1, saya berjuang untuk mencapai titik referensi. Semua terasa berbeda.

“Karakteristik dua motor ini sangat berbeda. Trek ini sangat unik. Akan lebih baik tidak melakukannya dengan naik motor MotoGP lebih dulu.”

Membandingkan sensasi naik M1 dan R1, Gerloff merasa motor WSBK kurang sensitif terhadap gundukan. Sasis motor WSBK yang tidak kaku, ditambah ban Pirelli relatif lunak dibanding Michelin untuk MotoGP, dipandang sebagai penyebabnya.

“Motor itu tak menakutkan sama sekali dan mengendarainya jauh lebih stabil dan mudah diprediksi. Terasa lebih baik dengan motor Superbike,” katanya.

“Ketika Anda mengendarai motor tersebut, Anda tidak merasakan ketika sebuah trek punya banyak gundukan. Mungkin karena motor dan sebagian besar karena ban.”

Jika menilik dari perbedaan dari sisi waktu lap, Gerloff menilai tak terlalu signifikan antara keduanya.

“Perbedaan tidak besar. Padahal, saya mengharapkan perbedaan sangat signifikan. Seharusnya, saya bisa lebih kencang dengan motor MotoGP,” ucapnya.

Saat kualifikasi MotoGP, pembalap 26 tahun tersebut mencatatkan waktu terbaik 1 menit 33,739 detik (dengan temperatur udara 26 derajat Celcius, suhu trek 37 derajat Celcius. Sedangkan, saat latihan bebas kedua WSBK, Gerloff mencapai 1:34,512 (temperatur udara 19 derajat Celcius, di trek 32 derajat Celcius).

Ketika balapan MotoGP, Gerloff mampu mencapai 1:34,569. Ia mencapai 1 menit 34,917 detik pada lap kedua WSBK.

Related posts