Sejumlah aturan teknik mendapat pembaruan dari Komisi Grand Prix, terutama menyangkut pengecekan ride height adjuster dan cakram rem Brembo.
Selama periode November dan Desember, Komisi Grand Prix membahas tentang regulasi olahraga, teknis serta disipliner.
Pertemuan secara elektronik itu dihadiri oleh Carmelo Ezpeleta (CEO Dorna Sports Chairman), Paul Duparc (FIM), Herve Poncharal (IRTA), Lin Jarvis (Yamaha – MSMA), dan Paolo Ciabatti (Ducati – MSMA).
Untuk kelas MotoGP, prosedur untuk memeriksa motor yang dilengkapi dengan sistem ride height adjuster pasif telah disetujui.
“Sebelumnya tim diminta untuk mengirimkan kepada Direktur Teknis, pada event pertama musim ini, sampel atau gambar detail bagian bodi aero. Pada 2022, motor tim akan diminta untuk memberikan sampel atau model CAD 3D lengkap dari suku cadang ini. Bagian bodi aero yang dihomologasi dari motor 2021, masih digunakan pada 2022, akan terus diperiksa sesuai prosedur saat ini,” demikian pernyataan resmi.
Komisi Grand Prix turut memperbarui regulasi teknis mengenai Brembo, bahwa akram rem karbon harus memenuhi salah satu ukuran yang diizinkan untuk diameter luar, yaitu: 320 mm, 340 mm, dan 355 mm.
“Di sirkuit tertentu, demi keselamatan, penggunaan cakram rem karbon 340 mm atau 355 mm wajib untuk balapan, jika dinyatakan Dry (kering) oleh Race Director,” lanjut pernyataan.
Sirkuit yang saat ini terdaftar untuk rem cakram ukuran minimum wajib 340 mm adalah Motegi (Jepang), Red Bull Ring (Austria) dan Chang (Thailand).
“Pada sirkuit ini cakram 340mm atau 355mm dapat digunakan. Tidak ada batasan ukuran rem cakram dalam lomba dinyatakan Wet (basah),” bunyi pernyataan.
Untuk mencerminkan perubahan regulasi teknis ini, sekarang akan ada dua paket rem alternatif yang ditentukan dalam peraturan yang harus dipasok dengan biaya maksimum 80 ribu Euro (setara 1,2 miliar Rupiah).
Kemudian, untuk kelas Moto2 kini akan diizinkan untuk menambahkan saluran ke sepatbor hanya untuk mendinginkan sistem rem dan cakram.
“Semua saluran harus disetujui terlebih dahulu sebelum digunakan di trek dan keputusan Direktur Teknis bersifat final,” bunyi pernyataan.
Sedangkan perubahan regulasi teknis di kelas Moto3, yakni pengatur tekanan, perakitan pompa bahan bakar lengkap dari pompa bahan bakar ke throttle body (termasuk semua konektor dan selang), serta pengatur tekanan bakal ditetapkan sebagai Performance Parts dan harus dihomologasi.