Seta Nurdiyantara, Yang Muda Yang Berbahaya

Jawapos TV

BabatPost.com-Hari ini, Liga 2 2021 mempertandingkan babak empat besar. Persis Solo, RANS Cilegon FC, Martapura Dewa United, dan PSIM Jogjakarta akan memulai perjuangan berebut gelar juara sekaligus jatah tiga slot promosi ke Liga 1 2022–2023.

Menariknya, keempat semifinalis ditukangi/dimanajeri sosok-sosok yang pernah membawa tim menjadi juara. Di Persis Solo, ada Jacksen F. Tiago. Pria 53 tahun yang pernah membawa Persipura dan Persebaya menjadi jawara Liga Indonesia itu didapuk sebagai manajer tim.

Read More

Di RANS Cilegon FC, ada Rahmad Darmawan, 55 tahun. Pelatih yang akrab disapa RD itu pernah memimpin Persipura dan Sriwijaya FC menjadi yang terbaik di Liga Indonesia.

Di Martapura Dewa United, terdapat sosok Kas Hartadi, 51 tahun, yang membawa Sriwijaya FC menjuarai Liga Indonesia 2011–2012. Dan, di PSIM Jogjakarta, coach Seta Nurdiyantara, 47 tahun, atau yang lebih sering disapa dengan Seto Nurdiyantoro pernah membawa PSS Sleman juara Liga 2 2018 dan promosi ke Liga 1.

Menarik ditunggu adu strategi keempat figur sarat pengalaman itu sore dan malam ini. Ketika PSIM Jogjakarta menghadapi RANS Cilegon FC dan Martapura Dewa United melawan Persis Solo.

Di atas kertas, melihat komposisi skuad yang dimiliki, PSIM Jogjakarta adalah tim dengan pemain-pemain yang kelasnya di bawah tiga semifinalis lainnya.

Di RANS Cilegon FC, ada nama pemain-pemain tenar yang malang melintang di kasta tertinggi sepak bola tanah air seperti Hamka Hamzah, Cristian Gonzales, Alfin Tuassalamony, Asri akbar, hingga pemain naturalisasi Tariq Aljanabi.

Di Dewa United, ada Rivky Mokodompit, Herman Dzumafo, Rishadi Fauzi, Jajang Sukmara, sampai Rangga Muslim. Persis Solo? Jangan tanya lagi. Pemainnya kelas atas semua.

Sementara itu, PSIM mengandalkan mayoritas pemain yang selama ini habitatnya di kasta kedua sepak bola Indonesia. Tapi, PSIM punya Seta Nurdiyantara. Pelatih termuda di antara pelatih tim yang lolos ke semifinal ini sudah membuktikan diri punya potensi mengejutkan senior-seniornya. Catatan yang dibuatnya wajib membuat kubu lawan waspada.

Di babak penyisihan grup C Liga 2 2021, PSIM berhasil menahan seri (0-0) dan mengalahkan Persis Solo (1-0) di dua pertemuan yang dijalani. Dua pertandingan itu dilangsungkan di Stadion Manahan, Solo, yang notabene adalah markas Persis. Lalu, di babak delapan besar, PSIM berhasil menahan seri 2-2 Dewa United.

Jangan lupa juga statistik Seta ketika mengarsiteki PSS Sleman di Liga 1 2019. Berstatus tim promosi, mantan penggawa timnas itu berhasil membawa Super Elang Jawa, julukan PSS Sleman, finis di delapan besar di akhir kompetisi dengan catatan 12 kali menang, 12 kali seri, dan 10 kali kalah.

Mengungguli tim-tim besar seperti Arema FC (ke-9), Persija Jakarta (ke-10), dan PSM Makassar (ke-12). Saat itu PSS bahkan tak terkalahkan di lima pertandingan pertama.

Dengan rekam jejak seperti itu, pelatih ’’dingin’’ yang sudah mengantongi lisensi kepelatihan Pro AFC itu berpotensi besar membuat kejutan di Liga 2 2021.

Seta pun mengaku sama sekali tak gentar meski di atas kertas kekuatan skuad dan kekayaan timnya berada di urutan terbawah dari tiga semifinalis lainnya.

’’Ketiga tim itu (RANS, Persis, dan Dewa United) memang punya pemain-pemain berkualitas dengan pendanaan klub yang mumpuni. Tetapi, sultan yang asli ada di Jogja (Sri Sultan),’’ tuturnya kalem setelah PSIM Jogjakarta memastikan lolos ke semifinal Liga 2 2021. (*)

Related posts