Pembalap Tech3 KTM, Raul Fernandez, senang punya Dani Pedrosa sebagai mentor dalam tahun debutnya di MotoGP.
Tak bersinar di Moto3, bukan berarti ia bakal gagal di level lebih tinggi. Pembalap 21 tahun tersebut sudah membuktikannya.
Selama empat tahun berkiprah di level terendah, ia tak pernah mengakhiri musim pada posisi tiga besar klasemen. Meski hanya bisa bertengger di peringkat keempat Moto3, Aki Ajo bos tim Red Bull KTM Ajo tak ragu mengorbitkannya ke Moto2.
Tidak ada yang menyangka kalau rider Spanyol itu bisa langsung moncer dengan motor lebih berat. Ia naik podium ketiga pada balapan kedua di Qatar. Setelah itu, merebut peringkat pertama dalam Moto2 Portugal.
Sejak saat itu, Fernandez sulit dibendung bahkan kerap jadi batu sandungan untuk Remy Gardner merengkuh gelar. Duel antara rekan setim tersebut berlangsung hingga bagian akhir di Valencia.
Pembalap muda tersebut sempat mengutarakan kekecewaan karena terjegal dalam perebutan juara dunia Moto2.
“Saya terluka karena gagal juara, tapi itu tidak mengurangi fakta tentang pekerjaan hebat yang kami lakukan. Tim bukannya tidak memberikan segalanya,” ia menerangkan kepada Telemadrid.
“Tim mekanik, orang-orang terdekat, telah memberikan segalanya agar berhasil.”
Amarah itu dibawa ke MotoGP, sebagai bahan bakar dan sumber motivasi. Ia ingin bisa bersaing dengan mereka yang lebih dulu terjun ke level premier.
Fernandez mengutarakan butuh figur yang memberinya arahan sehingga bisa mengurangi kesalahan. Tidak ada referensi membuat pertarungan berlanjut di dalam garasi Red Bull KTM Ajo.
“Yang saya perlukan sebelum melakukan kesalahan, ada orang yang mengingatkan saya, ‘Hei, hati-hati dengan apa yang terjadi dengan Anda, hati-hati dengan momen ini, di kurva pada trek ini’,” katanya.
“Ketika itu terjadi, dia datang dan kami semua dapat pukulan, bahkan setelah warm-up, kami terpukul keras. Situasi seperti itu sulit diatur.
“Masing-masing memberi opini yang dia yakini. Seperti seperti saya percaya bahwa masuk tikungan dengan kecepatan itu akan bagus, ada orang-orang yang tidak. Pada akhirnya, semua mengerti apa yang mereka pahami. Hidup saya tidak berubah karena hal ini.”
Dua kali melakoni tes bersama Tech3, ia bertemu dengan Dani Pedrosa. Pembalap tes KTM tersebut seketika jadi anutan Fernandez.
Beberapa kali mereka berdiskusi dan Pedrosa tak pelit membagikan pengalamannya. Rider muda tersebut melihat ada banyak yang mesti diperbaiki.
“Kesan pertama luar biasa karena saya punya tenaga dan saya tidak bisa menekan gas secara penuh, pada trek lurus tak mampu maksimal menekan gas,” ucapnya.
“Tapi sensasi dengan motor bagus, sedangkan kehadiran Dani di sana, memberi bantuan sangat penting. Seseorang dengan pengalaman seperti dia sangat penting. Selama dua hari tes, dia membantu saya mengevaluasi aspek apa yang berfungsi atau tidak pada motor karena secara fisik sangat esensial.”
Raul Fernandez menatap petualangannya ke depan dengan optimistis, meski musim ini, KTM mengalami penuruan kembali. Sebagai orang dalam, ia punya informasi tentang kemajuan pabrikan Austria tersebut.
“Jelas bahwa sekarang, KTM adalah merek yang sangat melingkupi para pembalapnya, mendukung kami. Mereka sangat dekat dan saya gembura tentang itu, karena pada akhirnya, Anda melihat bahwa mereka mau menang dan terlibat,” ujarnya.
“Itu yang memengaruhi para pembalap, ketika Anda melihat lingkungan Anda, merek yang terlibat. Semua memberi Anda kepercayaan diri ekstra.”