Akan ada sedikit keringanan bagi para pembalap yang mencoba lolos kualifikasi pada kejuaraan dunia musim depan.
Komisi Grand Prix mengumumkan sejumlah perubahan regulasi olahraga, teknis serta disipliner. Paling kentara menyangkut tentang batas aturan kualifikasi.
Dalam pertemuan elektronik selama November dan Desember, Komisi Grand Prix menetapkan aturan 105 persen, turun dari 107 persen. Perubahan ini segera berlaku untuk MotoGP, Moto2 dan Moto3.
“Di semua kelas, pembalap harus mencapai waktu setidaknya sama dengan 105 persen dari waktu yang dicatat oleh pembalap tercepat pada sesi yang sama di sesi FP atau QP mana pun. (Sebelumnya 107 persen),” demikian pernyataan resmi.
Selain itu, Komisi Grand Prix meratifikasi perubahan yang diumumkan sebelumnya pada usia minimum untuk berpartisipasi di kejuaraan dunia.
Lisensi untuk pembalap dikeluarkan hanya ketika usia minimum telah tercapai seperti di bawah ini:
• Moto3: 16 tahun (18 tahun pada 2023).
• Moto2: 16 tahun (18 tahun pada 2023).
• MotoGP: 18 tahun.
“Di kelas Moto3, pengecualian berlaku bagi pemenang FIM Moto3 Junior World Championship atau Red Bull MotoGP Rookies Cup untuk bersaing di kelas Moto3 dari FIM World Championship Grand Prix sebagai pembalap kontrak, wildcard, atau bahkan pembalap pengganti. Jika pembalap belum mencapai usia minimum untuk kelas (namun usia minimum 15 tahun pada 2022, 16 tahun pada 2023, maka 17 tahun pada 2024 akan berlaku),” lanjut pernyataan.
Untuk memastikan transisi yang mulus, Komisi Grand Prix akan memberikan pengecualian kepada pembalap yang memulai Kejuaraan Dunia Moto3 2022 pada usia 16 tahun. Hal ini agar mereka dapat melanjutkan Kejuaraan Dunia Moto3 2023.
Sedangkan untuk pembalap pengganti atau wildcard Moto2 dan Moto3 pada musim 2022, usia minimumnya adalah 17 tahun.
Komisi Grand Prix terdiri dari CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta; Paul Duparc dari FIM; Presiden Asosiasi Tim Balap Internasional (IRTA), Herve Poncharal; Lin Jarvis (Yamaha – MSMA); dan Paolo Ciabatti (Ducati – MSMA).