Lin Jarvis Punya Gambaran Kapan Pensiun dari MotoGP

Managing Director Yamaha Factory MotoGP, Lin Jarvis, sudah punya target kapan bakal pensiun. Keputusan akan diambil bukan tergantung waktu, melainkan prestasi.

Pria 64 tahun tersebut merupakan tokoh sentral dalam tim Yamaha. Ia pindah ke divisi MotoGP pada 1999.

Jarvis membantu tim sehingga lebih diperhitungkan dalam kancah balap motor premier. Ia pula yang berjasa mengantar Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo.

Kedua pembalap telah menyumbangkan tujuh gelar juara MotoGP untuk pabrikan Iwata. Terakhir kali, prestasi maksimum diraih Lorenzo pada 2015.

Setelah itu, Yamaha hanya bisa menjadi penonton. Perekrutan Maverick Vinales diharapkan bisa mengembalikan supremasi mereka.

Berita Terkait :  Johann Zarco Targetkan Raih Podium di Catalunya

Namun, nyatanya mereka malah mendapat masalah bertubi-tubi terutama dua musim terakhir. Pandemi Covid-19 membuat pengembangan motor tidak maksimal karena mobilitas terbatas antara Jepang dan Italia.

Kemudian pada 2020, katup mesin yang rusak, berimbas pada rapor Rossi dan Vinales. Pembalap Spanyol tersebut menjadi duri dalam daging bagi tim.

Hubungan Vinales dan Yamaha sulit diselamatkan sehingga mereka putus kontrak di tengah musim ini. Kepada Motorsport.com, Jarvis mengaku sudah lelah dengan situasi buruk yang terjadi.

“Saya lelah. Covid-19 menambah beban kerja sangat brutal. Ditambah lagi, itu merenggut kesenangan dalam pekerjaan yang selalu kami rasakan,” ujarnya.

Berita Terkait :  Tissot Merilis Jam Tangan Chronograph Edisi Terbatas MotoGP 2023 Spesial

“Kami tidak bisa ke restoran, kami sangat dibatasi. Kami tidak boleh membawa tamu. Masalah katup juga sangat berat. Tahun ini, kami harus berurusan dengan kasus Maverick.”

Selama dua dekade bersama Yamaha di MotoGP, Jarvis sudah mendapat segalanya. Namun, ia belum puas.

Promosi Fabio Quartararo dari Petronas SRT ke Yamaha Factory Racing, merupakan keputusan yang tepat. Pembalap Prancis itu mematahkan paceklik juara MotoGP yang dialami produsen tersebut, usai mengalahkan Francesco Bagnaia dalam perolehan poin.

Berita Terkait :  Di Kolom Paddock - Berita Siklus

Pria Inggris itu ingin mendorong El Diablo untuk memberikan dua gelar lagi. Setelah genap membantu tim merebut 10 titel, maka dia akan mundur dari ingar-bingar MotoGP.

“Gelar Fabio membuat segala kerja keras terbayar. Saya masih termotivasi dengan apa yang bisa saya lakukan, tapi hasilnya esensial,” ia mengungkapkan.

“Saya berumur 64 tahun dan saya kira masih bisa (bekerja) tiga atau empat tahun lagi. Tujuan saya mencapai 10 titel. Saya ingin menang dua gelar lagi lalu pensiun.”

Related posts