Jakarta (BabatPost.com) – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD berharap keluarga besar Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri (FKPPI) dapat menjadi teladan bagi organisasi kemasyarakat (ormas) lainnya di Indonesia.
Ia meminta FKPPI dapat mengikuti nilai-nilai dan keteladanan para purnawirawan TNI/Polri sehingga ormas-ormas lain dapat mencontoh sikap FKPPI yang selalu menjaga ketertiban dan tidak berbuat onar.
“Mumpung FKPPI belum pernah dicirikan sebagai organisasi seperti ini (yang berbuat onar, Red.), saya berharap (FKPPI) dapat menjauhi tindakan yang tidak pantas dilakukan sebagai anak bangsa,” kata Mahfud MD saat memberi sambutan pada Musyawarah Nasional ke-10 FKPPI di Jakarta, Senin.
Dalam sambutannya itu, yang dikutip dari siaran tertulisnya, Mahfud menyampaikan ada beberapa ormas yang membuat kegaduhan dan melakukan tindakan melanggar hukum.
Menko Polhukam menegaskan FKPPI harus menjaga diri agar tidak berbuat demikian.
“Saya sebut Presiden saja. Presiden (Joko Widodo) telah menyoroti adanya ormas yang kerap membuat gaduh,” kata Mahfud.
Ia lanjut mengingatkan ormas-ormas di Indonesia termasuk FKPPI seharusnya mengikuti ketentuan pada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), yang di antaranya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
“Itu ada konstitusinya, memelihara nilai, agama, budaya, norma kesusilaan, moral, etika dan norma sosial,” terang Mahfud.
Oleh karena itu, ia meneruskan pesan Presiden Joko Widodo ke anggota FKPPI dan mengingatkan mereka selalu solid dan membina hubungan yang baik dengan keluarga besar TNI dan Polri.
“Untuk itu, Kemenko Polhukam siap memberikan dukungan kepada keluarga besar FKPPI dalam rangka memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia,” tegas Mahfud.
Dalam acara yang sama, Ketua Umum FKPPI Pontjo Sutowo menyampaikan pihaknya bertekad untuk terus membela negara.
“Karena, Indonesia menghadapi berbagai ancaman dengan spektrum dan dimensi begitu luas. Harus diyakini, suatu bangsa bisa ‘survive’ (bertahan, Red.) menghadapi ancaman jika semangat bela negaranya tinggi. Kita tidak boleh mengabaikan perkembangan dan tantangan kekinian yang terjadi di sekeliling kita agar mengenali ancaman secara dini,” terang Pontjo.