Hidup Marc Marquez Hampa Tanpa Motor Balap

Motor dan balapan tak sekadar dalam profesi Marc Marquez sebagai pembalap MotoGP. Dua hal itu memiliki arti penting bagi Ant Man of Cervera.

Setelah mendominasi kejuaraan dunia Grand Prix selama delapan musim terakhir, Marquez dihadapkan pada situasi pelik dengan rentetan cedera yang dideritanya. Sang pembalap dipaksa tampil di bawah performa terbaiknya pada 2020 serta 2021.

Kecelakaan di Jerez tahun lalu menyebabkan Marquez cedera patah lengan kanan. Tiga hari usai operasi, dia langsung memutuskan untuk kembali ke paddock MotoGP. Namun, akhirnya memilih mundur lantaran tak kuat menahan rasa sakit.

Menghabiskan waktu dengan berdiam di rumah jelas tidak mudah. Sudah tentu Marquez merindukan deru mesin motor MotoGP. Tetapi apa daya, pemuda asal Spanyol itu harus menahan diri. Jadi yang bisa dilakukannya hanyalah menonton balapan dari tv.

Rider Honda itu comeback di Portugal. Tiga kemenangan lalu berhasil diraihnya (Sachenring, Austin dan Misano). Sayangnya, gegar otak dialaminya ketika latihan. Kian mengkhawatirkan, karena rupanya berimbas kepada matanya alias didiagnosis diplopia (penglihatan ganda).

Dalam sebuah dokumenter di stasiun televisi Spanyol, DAZN, Marquez mencurahkan hati tentang bagaimana dirinya selalu mempertahankan untuk kembali ke motor, bahkan jika itu adalah kesalahan seperti yang dilakukannya pada tahun lalu.

“Sepeda motor merupakan bagian dari hidup saya, hidup saya tidak akan ada artinya tanpa kata motor atau tanpa motor, tanpa hubungan dengan motor,” tuturnya.

“Kami pengendara biasanya sudah tahu betul apa yang terjadi saat jatuh, risiko ketika melaju, rasa sakit dan kemungkinan cedera.

Crash dan terkadang Anda ingin segera kembali ke gerakan ini, tetapi terkadang keinginan ini tidak ada dan Anda lebih suka menunggu beberapa hari.

“Tapi Anda tidak pernah bisa lupa untuk menjadi profesional. Ini adalah gairah Anda, juga pekerjaan Anda dan terkadang Anda harus kembali ke jok (motor).”

Marquez kemudian mengatakan, rasa frustrasi sempat menghinggapinya saat comeback, tetapi gagal mendapatkan serta menemukan feeling yang sama seperti sebelumnya.

“Perasaan terburuk yang Anda dapatkan adalah ketika segala sesuatunya tidak berjalan dengan baik di atas motor. Ketika Anda jatuh, terkadang Anda merasa baik, lalu Anda runtuh,” ucapnya.

“Anda bisa membuat kesalahan dan banyak hal bisa terjadi. Namun, karena berbagai alasan Anda berjuang untuk kembali bugar, sensasinya lebih buruk.

“Tapi ada sisi negatifnya dan Anda merasakannya saat berada di atas motor. Sesuatu yang hampir tidak pernah saya rasakan dalam hidup kecuali ketika saya berada di jok.

“Perasaan kebebasan yang unik, yang membuat Anda berisiko terpojok.”

Related posts