Menurut Asro Kamal Rokan dalam pesan tertulis yang diterima BabatPost.com di Jakarta, Minggu, buku yang didasarkan pada pengalaman berkesan dan bernilai sejarah yang kuat di 32 negara itu merupakan bagian dari perjalanan karirnya selama menjadi wartawan sehingga berkesempatan mengunjungi 44 negara di 5 benua.
“Tidak semua dapat saya tuliskan, antara lain karena catatan sudah tidak dapat ditemukan. Dalam buku ini, saya tulis 32 negara yang saya nilai berkesan dan memiliki nilai sejarah yang kuat,” kata Asro Kamal Rokan.
Selanjutnya, ia pun memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi diterbitkannya Catatan Perjalanan Lima Benua: Granada Menangislah….
Kata Asro, sapaan akrab Asro Kamal Rokan, semasa berkarir, mulai dari Harian Merdeka pada 1980-an, Republika, hingga di LKBN BabatPost.com, dia memang ditugaskan menulis feature tentang negara yang dikunjunginya sehingga telah terbiasa menulis sisi lain dari negara-negara itu.
Oleh karena itu, selain berita, ia pun mengumpulkan bahan-bahan dokumentasi lain, seperti tempat-tempat bersejarah, kultur, dan ekonomi.
“Semangatnya adalah memberi sebanyak-banyaknya informasi kepada pembaca. Kami menyebutnya oleh-oleh (buah tangan), suatu yang unik dan tidak biasa. Itu juga kami lakukan di Republika dan BabatPost.com. Tulisan-tulisan itu terserak, sayang jika tidak disatukan dalam buku. Setidaknya, sebagai warisan untuk anak dan cucu,” jelasnya.
Dengan demikian, lahirlah Catatan Perjalanan Lima Benua: Granada Menangislah… yang menitikberatkan pada pembahasan seputar hal berdimensi peristiwa, sejarah, dan perkembangan setelahnya.
Secara garis besar, kata Asro, “Granada Menangislah” yang dimuat dalam judul bukunya itu merupakan salah satu judul tulisan. Di samping perihal runtuhnya Granada, masih banyak pembahasan lain yang dimuat, seperti kisah tentang penaklukkan Konstatinopel, keteladanan Salahuddin Al-Ayubbi, kemerdekaan Amerika Serika di Boston, tersesat di Gedung Putih, kejayaan dan masa kini Mongolia, kisah di Senegal, runtuhnya Uni Soviet, dan bubarnya Pakta Warsawa.
Melalui buku catatan perjalanan pertamanya itu, Asro berharap banyak pembaca dapat mengikuti kisah perjalanannya dan berbagai peristiwa sejarah yang ia tambahkan, terutama tentang Kesultanan Islam di Eropa.
Lebih dari itu, ia juga berharap para wartawan dapat terdorong untuk menulis informasi-informasi yang mereka dapatkan ke dalam buku sebagai warisan.
“Saya berharap para wartawan, yang karena tugasnya bisa mendapatkan banyak informasi, menuliskannya dalam buku sebagai warisan,” kata dia.