Di Usia Sangat Muda, Mereka Memilih Indonesia

Di Usia Sangat Muda, Mereka Memilih Indonesia

SEPERTI Yann Motta Pinto, usia Makan Konate baru 21 tahun saat kali pertama berkiprah di sepak bola Indonesia pada 2012. Kini, nasib mempertemukan mereka di Persija Jakarta, tapi dalam posisi yang berseberangan.

Jika Konate benar bergabung tim berjuluk Macan Kemayoran itu, sangat mungkin Motta yang bakal terpental.

Read More

Padahal, sejatinya ada benang merah di antara keduanya, yang perlahan juga menunjukkan tren menaik: legiun impor yang memilih bermain di Indonesia di usia yang sangat muda.

Berita Terkait :  Bonek Tidak Mau Tinggal Diam dengan Tragedi Bencana Gunung Semeru

’’Uang bukan alasan utama saya memilih Persija, tapi karena ingin mengembangkan diri,” kata Motta yang direkomendasikan bermain di Indonesia oleh pelatihnya di klub Singapura Tanjong Pagar, Noh Alam Shah.

Dulu, Liga Indonesia pernah lekat dengan citra pemain-pemain asing uzur. Sebut saja Mario Kempes, Roger Milla, dan Giuseppe Accardi.

Kini, lihatlah duo penyerang sayap andalan Persebaya asal Brasil dan Jepang, Bruno Moreira serta Taisei Marukawa. Masih 22 dan 24 tahun. Di Liga 1 musim terakhir (2019), Kei Hiroshe (24 tahun waktu itu) juga tampil memikat bersama Persela Lamongan. Musim ini Madura United juga punya gelandang asal Korea Selatan yang masih berusia 24 tahun, Kim Jin-sung.

Berita Terkait :  PSM Makassar akan Mewakili Indonesia pada Ajang AFC Cup 2022

Dan, melihat kemampuan Moreira dan Marukawa, misalnya, bersaing di divisi teratas liga elite Asia atau liga ’’kelas B’’ Eropa yang bakal membuka kesempatan lebih besar untuk menggenjot karier bukan persoalan sulit. Tapi, mereka memilih bermain di sini.

’’Saya cari tantangan, saya suka sepak bola Asia,’’ kata Bruno yang diperkenalkan dengan sepak bola Indonesia oleh Gabriel Budi, salah seorang agen pemain.

Pesepak bola 22 tahun itu sebelumnya sempat merumput di K-League 2 (strata kedua Liga Korea) bersama Ansan Greeners dan Cungnam Asan FC dengan status pinjaman pada 2020 lalu. Dia dipinjam dari Envigado, klub divisi teratas Kolombia.

Berita Terkait :  Pelatih Persikabo 1973 Curiga Asisten Wasit Main Mata dengan Borneo FC

Yang patut dicatat, meski masih kerap berlepotan masalah, Liga Indonesia-lah yang mematangkan kemampuan Konate. Sebelum akhirnya mendapat panggilan tim nasional Mali semasa di Malaysia.

Related posts