Fabio Quartararo Jelaskan Penyebab Kegagalan Pembalap MotoGP

Pembalap Yamaha, Fabio Quartararo, merupakan salah satu rider yang berhasil keluar dari momen terburuknya untuk mencapai kesuksesan di kejuaraan dunia balap motor.

Sebelum menjadi juara dunia MotoGP, Quartararo harus melewati momen-momen sulit selama bertahun-tahun di Moto3 dan Moto2.

Bahkan, tahun lalu pembalap asal Prancis itu harus berjuang melawan egonya sendiri, yang menjadi faktor terbesar kegagalannya meraih titel lebih cepat.

Namun, Fabio Quartararo tak larut dalam penyesalan dan berhasil bangkit untuk menjadi juara dunia baru di kelas premier.

Quartararo menegaskan bahwa motor menjadi salah satu faktor penting dalam meraih kesukesan, selain memiliki tim yang memberikan dukungan penuh.

Berita Terkait :  Novel 'Ajay to Yogi Adityanath' diluncurkan pada hari ulang tahun CM

“Kami adalah sebuah tim, tapi ketika kami (pembalap) berada di trek, hanya tinggal saya dan motor,” kata Quartararo seperti dilansir Motosan.

“Itu merupakan hal yang paling saya sukai dalam hidup sejak kecil.

“Anda menyadari potensi Anda dan dapat melakukan jauh lebih baik, tetapi motor tidak mendukungnya dan itu adalah sesuatu yang dapat membuat Anda cepat marah, tetapi Anda harus bisa mengendalikannya.”

Tahun lalu, Fabio Quartararo terlalu cepat tersulut emosi, yang membuat balapannya menjadi tak terkendali. Bahkan, dalam hal konsistensi, sangat jauh berbeda dibandingkan musim ini.

Tetapi, pembalap 22 tahun itu memiliki pengalaman yang lebih buruk daripada sulit mengendalikan emosinya. Bahkan, apa yang pernah dialaminya bisa mengakhiri karier seorang pembalap.

Berita Terkait :  Laguna Seca memasang jembatan start/finish baru

“Motor yang salah pada waktu yang tak tepat bisa mengubah masa depan seorang pembalap. Dalam kasus saya, musim 2016 adalah yang paling sulit, hasilnya benar-benar mengecewakan,” ujarnya.

“Anda selalu mendapatkan sesuatu yang positif dari segala sesuatu yang buruk, dan bagi saya, pengalaman yang saya miliki saat itu sangat luar biasa. Beruntung, saat itu saya memiliki pilihan untuk masa depan.

“Tetapi, seorang pembalap yang sedikit gelisah dan tidak memiliki banyak pilihan di tahun yang buruk dapat menghentikan karir olahraganya.”

Berita Terkait :  Ducati menjual sepeda replika kejuaraan dunia dalam hitungan jam

Fabio Quartararo menegaskan dirinya seperti memiliki ikatan dengan motornya, terutama Yamaha YZR-M1, yang membawanya meraih gelar juara dunia.

“Saya pikir musim 2019 adalah tahun terakhir di mana Yamaha memiliki motor yang mudah dikendalikan,” ucapnya.

“Saya sangat kesulitan, Anda harus beradaptasi dengan semua situasi dan tahu bagaimana melaju secepat mungkin. Melaju dengan mulus dan cepat atau dipecat.

“Segala hal yang dapat terjadi pada motor sungguh luar biasa, apa yang Anda bicarakan dan tak ada yang mendengar percakapan Anda dengan motor adalah sesuatu yang sangat istimewa.”

Related posts