Sajian Tempo Doeloe di Kampung Kayutangan Heritage, Kota Malang

Jawapos TV

Kampung yang terabaikan, begitulah sebutannya dulu. Tidak terawat, jalanan rusak, sampah menumpuk, dan kerap jadi ladang penyakit. Kini kawasan permukiman itu berubah menjadi destinasi wisata tematik yang menyuguhkan nuansa masa lalu.

Read More

KAWASAN wisata tersebut belum lama dibuka. Diresmikan pada 22 April 2018. Meski tergolong baru, destinasi tersebut mampu menyedot animo masyarakat. Para wisatawan, terutama warga Kota Malang, datang silih berganti.

Kampung tematik Kayutangan Heritage, itulah nama objek wisata tersebut. Nuansa khas kawasan tempo doeloe menjadi magnet kuat yang menarik minat para pelancong untuk datang. Tempat tersebut dilengkapi dengan berbagai situs kegiatan religi, sajian makanan khas di masa lalu, bangunan dengan desain arsitektur kuno, dan beberapa ikon peninggalan kolonial Belanda.

Destinasi tersebut sejatinya adalah sebuah perkampungan kecil yang memiliki banyak potensi wisata. Lokasinya di Jalan Arif Rahman Hakim Gang II, Kauman, Kecamatan Klojen.

Kawasan permukiman itu terdiri atas 4 RW dan 34 RT. Jumlah penduduknya cukup banyak, berkisar 2 ribu sampai 3 ribu orang. Karena cukup luas, dibutuhkan waktu sekitar dua jam untuk bisa khatam (tuntas) berkeliling menyusuri tempat wisata tersebut.

Berita Terkait :  10 Kota Tujuan Wisata Paling Favorit di Dunia

Awalnya, area itu hanyalah perkampungan biasa. Banyak pula bangunan yang tak terawat. Bahkan terabaikan. Warga juga tidak sadar bahwa tempat tinggal mereka memiliki sejarah panjang.

Namun, setelah diperiksa lagi, ternyata ada banyak peninggalan bersejarah. Rata-rata, peninggalan tersebut tersembunyi. ’’Seperti kuburan Mbah Honggo, seorang guru spiritualnya bupati pertama Malang,’’ kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan Ekonomi Kreatif Kampung Kayutangan Heritage Mila Kurniawati.

Begitu sadar, warga dan pokdarwis bersama-sama menjadikan kawasan tersebut sebagai objek wisata kampung tematik. Kini hasilnya sudah terlihat. ’’Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali,’’ katanya.

Kampung tematik tersebut benar-benar eksotis. Jalanan di kawasan itu rata-rata memiliki lebar 2,5 meter. Di pinggirnya sudah dihiasi spot-spot bernuansa kekinian. Mulai kumpulan barang antik, tulisan-tulisan masa lalu, hingga beberapa bangku yang berwarna aesthetic.

Berbagai lukisan masa lalu yang terpampang di tembok-tembok permukiman warga menambah kesan eksotisme. Membuat suasana kampung Kayutangan Heritage itu terasa seperti tempo dulunya Kota Malang.

Berita Terkait :  Nuansa Jepang di Sepanjang Aliran Sungai Tanaka Waterfall Malang

Kawasan tersebut memiliki banyak peninggalan sejarah, jumlahnya sekitar 30 bangunan. Mayoritas peninggalan masa kolonial Belanda. Di antaranya, Kali Sukun, Tangga Seribu, Makam Mbah Honggo, Kuburan Tandak, Rolak, Rumah Jengki, Rumah 1870, Rumah Penghulu, Rumah Galeri Antik, Rumah Namsin, Gubuk Ningrat, dan Rumah Jamu.

Sementara itu, spot yang dianggap paling favorit di sana adalah AEO Photography dan Rumah Galeri Antik. Tempat tersebut selalu menjadi spot pertama yang digunakan para wisatawan untuk berfoto. Sebab, posisinya berada di paling depan, menjadikan tempat itu lebih mudah untuk ditemukan.

Di dalam Rumah Galeri Antik, terdapat beberapa foto tempo dulu yang menarik, plus aneka barang antik seperti mebel interior masa lalu dan motor jadul. Ada pula Rumah 1870. Pemiliknya bernama Nur Wasil. Sesuai dengan namanya, rumah itu dibangun sekitar 1870. Merupakan rumah tertua yang ada di wilayah Kayutangan Heritage dengan ukuran 8 x 11 meter.

Sementara Hanya untuk Pengunjung Reservasi

TAK jauh berbeda dengan yang dialami destinasi wisata lain di negeri ini, geliat aktivitas wisata di Kampung Kayutangan Heritage juga belum pulih 100 persen. Imbas pandemi Covid-19.

Berita Terkait :  Merasakan Epiknya Wajah Pemandian Tirtosari View, Lumajang

Hampir dua tahun terakhir, destinasi tersebut belum dibuka untuk kunjungan wisata reguler. Saat ini pengelola objek wisata tersebut hanya menerima pengunjung reservasi (pesan lebih dulu).

Selain itu, jumlah pengunjung dibatasi. Berkisar antara 20 sampai 40 orang. Tak cukup, para wisatawan masih dibagi lagi menjadi beberapa kelompok kecil agar tidak terlalu ramai dan berdesakan.

Ketua Pokdarwis dan Ekonomi Kreatif Kampung Kayutangan Heritage Mila Kurniawati menyatakan, sistem reservasi itu kemungkinan berlanjut sampai kondisi benar-benar normal. ”Sebab, kami lebih mengkhawatirkan warga yang rawan terpapar virus korona. Misalnya, para bayi, anak-anak, dan lansia,” ujarnya.

Selain itu, kata Mila, pihaknya sudah berkomitmen untuk mematuhi seluruh kebijakan dari pemerintah. Saat ini seluruh persiapan penerapan protokol kesehatan (prokes) juga telah tersedia. Termasuk aplikasi PeduliLindungi.

KAMPUNG KAYUTANGAN HERITAGE

– Terletak di Jl Arif Rahman Hakim Gang II, Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang.

– Diresmikan pada 22 April 2018.

– Destinasi tersebut dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan Ekonomi Kreatif Kampung Kayutangan Heritage serta warga.

– Mengusung konsep kampung wisata tematik bertema nuansa tempo dulu.

Related posts