Managing Director Yamaha MotoGP, Lin Jarvis, terkejut dengan rencana Ducati melebarkan sayap ke MotoE. Ia pun penasaran melihat bagaimna mereka mengelola situasi di berbagai ajang pada musim 2023.
Dua tahun lagi, Ducati menjadi pemasok motor untuk MotoE, menggantikan Energica untuk periode 2023-2026. Karena ini adalah pengalaman perdana, maka satu tahun ke depan akan sarat tantangan bagi pabrikan Borgo Panigale tersebut secara teknik, logistik maupun organisasi.
Kesibukan meningkat karena mereka mesti bereksperimen untuk menghasilkan motor listrik mumpuni sesuai regulasi MotoE. Situasi makin rumit karena mereka bakal menurunkan delapan motor dalam MotoGP 2022 bagi tim pabrikan serta tiga skuad satelit.
Ducati dituntut bekerja keras menyiapkan kebutuhan para pelanggan dan tidak mengecewakan mereka. Apalagi MotoE juga digelar pada pekan-pekan MotoGP.
Melihat situasi tersebut dari luar, Lin Jarvis merasa pusing sendiri. Ia mengaku Yamaha sudah kerepotan hanya menyiapkan empat motor YZR-M1 untuk balapan level premier.
Petinggi pabrikan garpu tala tersebut ingin tahu apakah Ducati masih sekuat sekarang, di saat bersamaan menggarap MotoE.
“Saya penasaran mengetahui bagaimana Ducati menangani MotoE dan delapan motor MotoGP, karena dari sudut pandang saya, banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk itu,” tuturnya kepada Motorsport.com.
Beberapa waktu lalu, CEO Ducati, Claudio Domenicali, sempat merasa skeptis dengan motor listrik karena beberapa batasan. Ia bahkan menyebut itu membosankan, hingga menjajal mobil listrik dengan daya 1.000 kW. Pria Italia itu melihat ada masa depan di bidang itu.
Tawaran dari Dorna pun disambar. Saat ini, divisi MotoE mereka terus melakukan pengembangan hingga siap menurunkan motor lebih ringan untuk balapan musim 2023.
Mengetahui respons Ducati, Jarvis terkejut dengan keputusan mereka menaklukkan tantangan baru.
“Secara pribadi, berita itu sungguh mengagetkan bagi saya. Itu bukan sesuatu yang saya harapkan dari Ducati jika mempertimbangkan sejarahnya,” katanya.
Di sisi lain, pria Inggris itu menilai bahwa transisi Ducati tidak akan sulit jika menilik mereka berafiliasi dengan Audi. Grup produsen otomotif itu sudah mengembangkan mobil listrik.
“Karena Ducati sekarang jadi bagian dari grup Audi, maka itu sudah memberi nilai lebih. Tak ada keraguan bahwa pengenalan motor listrik akan menjadi lebih meluas di dunia, jadi saya acungkan jempol untuk mereka,” ia melanjutkan.