BabatPost.com – Nyaris seperempat abad. Dua belas edisi perhelatan. Sepuluh kali ganti pelatih. Dan, entah berapa generasi pemain.
Hasilnya nol! Indonesia tak kunjung meraih gelar Piala AFF meski lima kali menjadi finalis.
Artinya, negeri ini masih puasa panjang setelah kali terakhir berjaya di level senior ajang antarnegara pada SEA Games 1991.
Kini kesempatan mengakhiri dahaga panjang itu datang lagi. Garuda –julukan tim nasional Indonesia– akan memulai perjuangan di Piala AFF 2020 (yang perhelatannya diundur setahun karena pandemi Covid-19) malam ini melawan Kamboja di Stadion Bishan, Singapura.
Harapan itu bakal dilabuhkan kepada skuad yang rata-rata usianya 23,8 tahun. Sangat muda. Di antara 30 pemain, hanya empat yang pernah mencicipi pengalaman tampil di ”Piala Dunia”-nya Asia Tenggara tersebut: Fachruddin Aryanto, Evan Dimas Darmono, Irfan Jaya, dan Dedik Setiawan.
Di posisi kiper yang umumnya jarang tersentuh perombakan, misalnya, tak ada satu pun kiper di skuad Piala AFF 2018 (Andritany Ardhiyasa, Muhammad Ridho, dan Awan Setho) yang dipanggil. Pelatih Shin Tae-yong (STY) memilih anak-anak muda: Muhammad Riyandi, Nadeo Argawinata, Ernando Ari Sutaryadi, dan Syahrul Trisna Fadillah.
STY menuturkan, sejak datang ke tanah air, dirinya memang sengaja mengganti generasi pemain. ”Sambil ganti seperti ini mungkin semakin baik dari pola pikir dan pengalaman pemain yang ada saat ini juga akan semakin banyak,” ujar pelatih asal Korea Selatan itu dalam jumpa pers virtual kemarin.
Di skuad ini juga terdapat empat pemain berusia 19 tahun: Ernando Ari Sutaryadi, Ramai Rumakiek, Pratama Arhan, dan Elkan Baggott. Dan, hanya dua pemain yang berada di atas 30 tahun: Fachruddin, 32, dan Victor Igbonefo, 36.
Garuda di bawah STY sudah menjalani sepuluh pertandingan, baik laga resmi maupun uji coba. Hasilnya hampir ”50:50”: empat kali menang, sekali imbang, dan lima kali kalah. Memasukkan 18 gol dan 21 kali kebobolan.
Tentu banyak risiko menurunkan skuad yang didominasi pemain muda. Mulai mental yang belum teruji, emosi gampang lepas, sampai ketergesa-gesaan.
Tapi, di sisi lain, deretan anak muda itu juga menumbuhkan harapan: semangat membubung, stamina menggelora, dan tak terbebani kegagalan demi kegagalan masa lalu.
STY percaya sisi positif itulah yang lebih menonjol dari skuadnya. Alberto ”Beto” Goncalves, personel Garuda di Piala AFF 2018, setelah melihat tiga uji coba terakhir timnas di Turki, meyakini hal yang sama.
”Mereka main bagus dan ada pemain berkualitas,” katanya.
Apalagi, lanjut dia, di luar dominasi anak-anak muda, masih ada pemain seperti gelandang sekaligus kapten Evan Dimas yang sangat berpengalaman. ”Evan punya pengalaman. Dia memang otak permainan tim yang selalu kerja bagus,” ujarnya.
Mengenai peta persaingan, mantan bek timnas Isnan Ali menyebutkan bahwa secara materi Indonesia masih cukup unggul dari berbagai negara di Asia Tenggara. ”Namun, kekuatan Vietnam, Thailand, dan Malaysia yang patut diwaspadai,” kata Isnan yang kini masuk staf kepelatihan Barito Putera.
Tidak akan ada jalan yang mudah untuk menjadi juara. Lima kali menjadi finalis tanpa pernah merebut gelar semoga cukup menjadi pelajaran. Generasi baru ini mudah-mudahan mendatangkan harapan baru.