Jakarta (BabatPost.com) – Kandidat doktor Northern Illinois University Titik Firawati mengatakan bahwa organisasi masyarakat sipil (OMS) berbasis gender memiliki kapasitas yang paling kuat di antara OMS untuk kelompok marginal lainnya dalam menghasilkan inklusi politik, sosial, dan ekonomi.
“Organisasi masyarakat sipil berbasis gender punya kontribusi besar dalam mendorong agenda politik dalam hal kesetaraan gender dalam kehidupan berpolitik,” kata Titik ketika menyampaikan paparan materi dalam seminar bertajuk CSO, Demokratisasi dan Kebijakan Publik: Catatan dan Kontribusi yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube CSIS Indonesia, dan dipantau dari Jakarta, Rabu.
OMS berbasis gender melakukan lobi dengan anggota parlemen dalam partai politik untuk memberikan kesempatan seluas mungkin bagi perempuan dengan memberlakukan kuota 30 persen.
Ia menegaskan bahwa melakukan lobi dengan anggota parlemen merupakan kontribusi OMS berbasis gender untuk mendorong agenda politik dalam hal kesetaraan gender.
“Meskipun kuota 30 persen belum berhasil terpenuhi, hasil pemilihan umum parlemen nasional 2004 dan 2009 menunjukkan adanya peningkatan partisipasi perempuan di dalam parlemen nasional,” ucapnya.
Menurut Titik, kapasitas OMS berbasis gender yang lebih baik daripada kapasitas OMS berbasis kelas, etnis, dan agama, diakibatkan oleh situasi perpolitikan pada masa sebelum reformasi.
Rezim otoriter saat itu, kata dia, lebih terbuka kepada OMS berbasis gender sehingga mereka memanfaatkan momentum itu untuk membangun kerja sama dengan berbagai organisasi keagamaan di Indonesia untuk meningkatkan partisipasi perempuan di berbagai lini kehidupan.
Oleh karena itu, penelitian Titik menemukan bahwa kelompok perempuan memperoleh lebih banyak manfaat daripada kelompok berbasis kelas, etnis, dan agama, terkait dengan kemampuan perlawanan sipil untuk menghasilkan inklusi politik, sosial, dan ekonomi.
“Penguatan hak perempuan dapat dikaitkan sebagian dengan kekuatan OMS berbasis gender,” kata Titik.