Merasakan Nikmatnya Berenang di Samping Sawah Desa Wisata Tirta Agung

Jawapos TV

Bondowoso kini tak hanya dikenal sebagai pusat wisata edukasi sejarah megalitikum, geologi, dan budaya. Kabupaten di sisi timur Jatim itu juga memiliki destinasi alternatif. Salah satunya adalah Desa Wisata Tirta Agung.

Read More

TIDAK sulit untuk berkunjung ke wahana tersebut. Dari pusat kota Bondowoso, jarak tempuhnya sekitar 45 menit. Akses menuju ke sana juga sudah cukup representatif.

Nuansa yang ditawarkan destinasi itu tidak mainstream. Pelancong yang datang ke sana akan disuguhi kolam renang dengan suasana sawah. Di sana, ada dua kolam renang yang tersedia. Yakni, kolam untuk anak dan kolam dewasa dengan kedalaman 1 meter. Karena itu, kolam renang tersebut cukup aman bagi pelancong yang menikmatinya.

Keistimewaan dari destinasi tersebut adalah air kolamnya yang berasal dari sumber alami. Setiap dua kali dalam sepekan, kolam itu dikuras. Yakni, setiap Senin dan Jumat.

”Satu minggu dua kali kami kuras. Awalnya memang diberi kaporit, tetapi ada pengunjung yang menyarankan tidak perlu dikasih kaporit. Biar lebih alami,” tutur Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tirta Agung M. Fadil Susanto.

Untuk menambah suasana di destinasi tersebut makin menarik, pengelola juga mendirikan sejumlah saung atau gazebo. Fasilitas itu ditata secara apik. Berdiri di pinggir terasering sawah. Pengunjung yang singgah bisa menikmati nuansa hijau nan penuh kesegaran. Sambil bersantai menyantap makanan atau minuman.

Selain itu, kolam yang berisi aneka ikan hias membuat pengunjung makin merasakan suasana alam pedesaan. Karena itu, tak salah jika destinasi tersebut layak untuk dicoba.

Karena kelebihan-kelebihan itulah, Tirta Agung kerap dijadikan tempat untuk berkumpul bersama keluarga besar, komunitas, atau rekan kerja kantor. ”Wisata ini juga lebih ke arah family gathering dengan suasana desa. Ada beberapa komunitas yang menjadikan jujukan ke sini,” ujar Fadil.

Di sana, pengunjung juga dapat berswafoto sepuasnya. Banyak spot foto Instagrammable dengan suasana eksotisme desa. ”Memang lokasinya di dataran tinggi. Dulunya tidak ada kolam renang, apalagi dari sumber alami. Akhirnya kami berinisiatif membangun wisata desa ini,” imbuh Fadil.

Ke depan, Tirta Agung berencana menambah wahana baru. ”Kami ingin buat kolam pancing,” lanjut Fadil kepada Jawa Pos Radar Ijen.

Dulu Hanya Waduk untuk Sumber Air Sawah

Desa Wisata Tirta Agung layak disebut sebagai hasil ”panen” dari kerja keras masyarakat di sana untuk mengembangkan potensi desanya. Lewat keseriusan mereka, Tirta Agung kini jadi salah satu objek wisata yang cukup recommended.

Ya, Tirta Agung memang dikembangkan dan dikelola secara mandiri. Objek wisata itu diinisiatori badan usaha milik desa (BUMDes) setempat. Untuk mewujudkan mimpi itu, para perangkat desa di Sukosari Kidul sampai melakukan studi banding ke Jogjakarta.

Dari hasil studi banding itulah, mereka langsung berinisiatif memanfaatkan waduk pengairan sawah yang selama ini tidak difungsikan dengan baik. ”Melihat kondisi waduk yang belum difungsikan, kami berinisiatif untuk bekerja sama dengan masyarakat di sini,” kata Kepala Desa Sukosari Kidul Tolak Abdul Azis.

Dia menjelaskan, desa wisata tersebut dikelola BUMDes Makmur Sejahtera. Kini ada 19 anggota pokdarwis Tirta Agung yang aktif mengurusi objek wisata tersebut.

Baca Juga: Bank Salah Transfer, Uang Dibelanjakan, Tak Bisa Kembalikan, Disidang

Namun, sama dengan destinasi lainnya, hantaman pandemi virus korona sempat membuat Tirta Agung ditutup sekitar enam bulan. Kini di masa new normal, usaha untuk membangkitkan lagi geliat destinasi itu dimulai. Sejumlah inovasi dan perubahan dilakukan.

Salah satu rencananya adalah penambahan jam operasional. Saat ini Tirta Agung buka mulai pukul 07.00 hingga 17.00. ”Rencana ke depan buka hingga malam. Tapi, menunggu pemasangan lampu,” ujar Fadil. Selain itu, sejumlah inovasi tengah disiapkan.

Related posts