Peraih enam gelar World Superbike, Jonathan Rea, menuntut Kawasaki untuk lakukan pembaruan demi imbangi rival yang alami peningkatan.
Sejak 2015 sampai 2020, Rea dan Kawasaki mendominasi WSBK dengan meraih enam gelar secara beruntun.
Ini membuat Kawasaki jadi target utama pabrikan lainnya dan juga menjadi patokan dalam mengukur kekuatan motor mereka.
Pada 2019, Ducati sempat membuka harapan mengakhiri dominasi Jonathan Rea dan Kawasaki setelah Alvaro Bautista meraih 11 kemenangan secara beruntun di awal musim.
Tapi, Bautista mulai goyah ketika berada di trek yang tak cocok dengan Ducati dan balapan di sirkuit yang belum pernah dikunjunginya. Hasilnya, Rea keluar sebagai juara dunia dengan meraih lima gelar secara beruntun.
Hal serupa juga terjadi pada 2020, ketika Scott Redding yang datang ke World Superbike usai menjuarai British Superbike, mampu memberikan tekanan kepada Rea.
Namun, Redding tak cukup konsisten dalam menghadapi pembalap asal Irlandia Utara itu, sehingga belum mampu mencegah Rea meraih gelar keenam.
Tahun ini, pembalap Pata Yamaha, Toprak Razgatlioglu, benar-benar memberikan tantangan kepada Jonathan Rea dan Kawasaki.
Apa yang diperlihatkan Razgatlioglu sepanjang musim ini menunjukkan kelemahan Kawasaki, dan ini membuat Rea menuntut pabrikan Jepang itu lakukan pengembangan.
“Kami harus meningkatkan akselerasi dan kecepatan tertinggi motor kami,” kata Rea kepada Speedweek.
“Kami sangat kesulitan dalam hal tersebut di trek seperti Most dan Navarra, di mana Anda membutuhkan akselerasi bagus dari gigi satu. Kami juga kehilangan 0,3 detik di sektor trek lurus.
“Itu membuat saya terlempar ke dalam krisis selama sisa balapan musim ini, karena saya harus memberikan segalanya untuk mengembalikan waktu yang hilang.
“Ini yang harus kami fokuskan, ada beberapa area yang bisa kami tingkatkan. Kami bekerja secara erat dengan insinyur Kawasaki untuk menguji beberapa komponen pada awal Desember.”
Sebenarnya, Kawasaki memiliki paket motor yang paling seimbang sepanjang 2021 dibandingkan pabrikan lainnya.
Tapi, ZX-10RR tahun ini tak jauh berbeda dengan apa yang digunakan pada musim-musim sebelumnya. Kawasaki hanya mengganti beberapa komponen dengan yang baru untuk digunakan pada musim ini.
Ini membuat Kawasaki masih harus menerapkan aturan dari FIM di mana putaran mesin ZX-10RR tak boleh lebih dari 14.600 rpm. Ini menjadi yang paling rendah dari pabrikan lainnya yang ada di WSBK.
“Hanya karena pabrikan menempatkan piston yang berbeda di mesinnya tidak berarti itu mesin baru bagi kami, itu hanya komponen baru,” ujar Direktur Teknis SBK, Scott Smart.
Jonathan Rea berharap Kawasaki belajar dari musim ini bahwa mereka harus melakukan pembaruan demi mengejar ketertinggalan dari pabrikan lainnya.