“Kehadiran ICMI menunjukkan bahwa kemajuan suatu bangsa tidak dapat terlepas dari penguasaan iptek. Namun pengembangan iptek tersebut harus tetap diiringi dengan keimanan dan ‘ketaqwaan’ kepada Allah, imtaq,” kata Wapres saat membuka Muktamar VII dan Milad ke-31 ICMI di Bandung, Jawa Barat, Sabtu.
Wapres mengatakan iptek dan imtaq seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, sehingga menjadi panduan setiap orang untuk menjalankan kehidupan.
“Layaknya dua sisi mata uang, ilmu dan takwa tidak terpisahkan, atau dikenal sebagai iptek dan imtaq. Keduanya menjadi pegangan setiap insan dalam menjalani kehidupan kemasyarakatan,” katanya.
Wapres juga mengapresiasi kontribusi ICMI bagi pembangunan bangsa. ICMI bukan sekadar wadah perkumpulan cendekiawan muslim, melainkan juga simbol kemajuan umat Islam di Indonesia, katanya.
“Kelahiran ICMI tiga dekade silam bukan sekadar menjadi wadah perkumpulan para cendekiawan muslim, melainkan juga simbol daripada perkembangan dan kemajuan gelombang perubahan umat Islam Indonesia,” jelasnya.
Kiprah ICMI dalam pembangunan Indonesia antara lain menginisiasi pendirian Bank Muamalat, mendirikan Asuransi Tugu Mandiri dan Asuransi Takaful, membentuk Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI), mengenalkan konsep bank wakaf, serta membantu Pemerintah dalam penanggulangan radikalisme.
“Kiprah ICMI dalam berbagai aspek penting yang membawa Indonesia ke arah kemajuan di antaranya membantu menanggulangi radikalisme di kampus-kampus, melalui program kajian Al-Quran dan sains,” katanya.
Oleh karena itu, Wapres berharap ICMI dapat terus menjadi organisasi kemasyarakatan (ormas) agama Islam yang konsisten dalam memberikan solusi bagi kemaslahatan umat, bangsa dan negara.
“ICMI perlu terus menjadi organisasi yang konsisten, berpegang pada dimensi ke-Islam-an, ke-Indonesia-an dan ke-cendekiawan-an,” ujar Wapres.